PengertianNilai Moral, Jenis, dan Contohnya. Arti nilai akan senantiasa dipandang sebagai abtraksi dari sekumpulan tata kelakukan yang dijalankan oleh seseorang. Nilai ini terbagi dalam berbagai macam, salah satu macam-macam nilai sendiri yang lekat dalam ingatan adalah nilai moral. Alasannya karena sifat dalam nilai moral begitu penting dalam
Ilustrasi aksesibilitas wisata adalah - Sumber era modern ini, aksesibilitas wisata adalah suatu hal yang semakin mendapat perhatian luas. Masyarakat global yang semakin sadar akan pentingnya kesetaraan mendorong peningkatan aksesibilitas di berbagai destinasi wisata. Berbicara tentang aksesibilitas, tidak hanya sebatas keberadaan infrastruktur fisik. Melainkan juga melibatkan aspek komunikasi, informasi, dan layanan yang dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa memandang kemampuan fisik atau kondisi kesehatan. Aksesibilitas Wisata adalah Sarana atau Infrastruktur Khusus di Destinasi WisataIlustrasi aksesibilitas wisata adalah - Sumber aksesibilitas wisata adalah sarana atau infrastruktur yang dibangun demi memudahkan pengunjung yang datang berwisata. Bisa juga diartikan sebagai sarana yang memudahkan pengunjung untuk dapat mencapai destinasi wisata utamanya adalah agar semua individu, termasuk yang memiliki keterbatasan fisik atau kondisi kesehatan tertentu, dapat mengakses dan menikmati destinasi wisata dengan bebas, nyaman, dan tanpa hambatan. Aksesibiltas ini mencakup segala aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata, termasuk transportasi, akomodasi, infrastruktur, layanan, informasi, dan wisata membantu mengatasi berbagai hambatan yang dapat menghalangi individu dalam aktivitas wisata. Termasuk kesulitan mengakses tempat wisata, fasilitas yang tidak ramah disabilitas, kurangnya informasi, dan untuk meningkatkan aksesibilitas wisata mencakup kerjasama antara pemerintah, pengembang wisata, komunitas lokal, dan organisasi non-pemerintah. Contoh Aksesibilitas Wisata Berdasarkan buku Implementasi Kebijakan Promosi Pariwisata dalam Pengembangan Potensi Wisata Daerah, Dr. Prihati, Jakad Media Publishing, 2018, salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah daya tarik wisata adalah tersedianya aksesibilitas dari dan ke daerah tujuan itu, umumnya ada banyak infrastruktur sebagai aksesibilitas wisata yang dibangun dan dijadikan sebagai nilai plus. Beberapa contoh aksesibilitas usaha adalahTransportasi yang ramah disabilitas, seperti bus dengan ram untuk kursi roda dan akses mudah bagi orang dengan keterbatasan dan komunikasi yang jelas dan rinci, seperti menyediakan informasi yang mudah diakses dan dapat dimengerti oleh semua orang. Meliputi brosur, peta, dan situs web dengan kontras yang jelas, teks yang mudah dibaca, serta pilihan audio atau braille untuk orang dengan gangguan wisata yang dapat diakses semua pengunjung, termasuk orang dengan keterbatasan. Fasilitas toilet yang memadai dan layak, termasuk yang ramah disabilitas. Dari penjelasan tadi, bisa disimpulkan bahwa aksesibilitas wisata adalah faktor penting yang tidak bisa diabaikan oleh pihak pengembang wisata. Dengan begitu, dunia wisata menjadi lebih aksesibel dan memikat bagi semua orang. DNR

682 ISLAH ADALAH SEDEKAH Riyaadhush Shaalihiin Bab 31 | Mendamaikan di antara sesama manusia Hadits ke-253 | Hadits Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, وعن أَبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم

Dalam sejarah Islam, konsep Tajdid /islah adalah sangat penting dalam membangunkan tamadun ummah Islam. Ia telah menjadi alat utama untuk melakukan proses muhasabah diri dan memperbaiki kepincangan yang melanda umah Islam selepas mereka lalai dan tidak berpegang kepada semangat dan formula Allah. Terpenting lagi, sifat ummah Islam agak dinamik dan sentiasa terbuka dengan perubahan yang menjadi suatu lumrah dalam kehidupan. Maknanya ummah Islam memang melalui elemen kesinambungan dan perubahan continuity dan Changing, contohnya sesuatu mazhab yang telah dominan kerangka metodologinya akan melalui proses pembaharuan islah bagi memperkemaskan lagi kewujudannya. Sejarah keilmuan dunia mencatatkan bagaimana sesuatu doktrin dapat bertahan lama seandainya ianya memenuhi empat syarat utama; pertama, kesahihan logika dan argumen, kedua; menarik perhatian orang untuk diikuti, ketiga, mampu diterapkan terhadap kes yang dihadapi apllicable dan keempat, ianya mempunyai mekanisme untuk proses Islah memperbarui idea yang lama tanpa meninggalkan asas tradisi terpenting. Apa yang jelasnya, keempat-empat perkara ini memang dimiliki oleh Mazhab terbesar Islam, sehingga mendorongnya untuk kekal sehingga sekarang Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SEJARAH GERAKAN ISLAH DI MALAYSIA ANALISA Mohd Kamil Abdul Majid,Rahimin Affandi Abd. Rahim &Wan Zailan Kamaruddin bin Wan Ali Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya50603 Kuala PengenalanDalam sejarah Islam, konsep Tajdid /islah adalah sangat penting dalammembangunkan tamadun ummah Islam. Ia telah menjadi alat utama untuk melakukanproses muhasabah diri dan memperbaiki kepincangan yang melanda umah Islam selepasmereka lalai dan tidak berpegang kepada semangat dan formula Allah. Terpenting lagi,sifat ummah Islam agak dinamik dan sentiasa terbuka dengan perubahan yang menjadisuatu lumrah dalam kehidupan. Maknanya ummah Islam memang melalui elemenkesinambungan dan perubahan continuity dan Changing, contohnya sesuatu mazhabyang telah dominan kerangka metodologinya akan melalui proses pembaharuan islahbagi memperkemaskan lagi Sejarah keilmuan dunia mencatatkanbagaimana sesuatu doktrin dapat bertahan lama seandainya ianya memenuhi empat syaratutama; pertama, kesahihan logika dan argumen, kedua; menarik perhatian orang untukdiikuti, ketiga, mampu diterapkan terhadap kes yang dihadapi apllicable dan keempat,ianya mempunyai mekanisme untuk proses Islah memperbarui idea yang lama tanpameninggalkan asas tradisi Apa yang jelasnya, keempat-empat perkara inimemang dimiliki oleh Mazhab terbesar Islam, sehingga mendorongnya untuk kekalsehingga dengan teori Iman yang flexible boleh bertambah dan berkurang, makahal yang sama boleh dinisbahkan kepada konsep islah ini. Apabila didapati ummah Islamtelah lalai meninggalkan banyak ajaran Islam, akan muncul sepanjang sejarah golonganmujadid yang melakukan usaha muhasabah ini. Atas dasar ini, artikel ini akanmenganalisa ciri-ciri dan sejarah gerakan Tajdid/Islah di Malaysia dan terpenting sekalibakal mengenalpasti beberapa isu Tajdid semasa. Kita tidak mahu menjadi umat yangterlalu mendewa-dewa sejarah pencapaian silam yang melampau tanpa cuba mengambiliktibar daripada sejarah silam. Hal ini diungkap oleh Dr Yusuf Qardawi tentangkelemahan ummah Islam semasa. Mereka terlalu berbangga dengan pencapaian datok1 Louay M. Safi, Truth And Reform Exploring The Pattern And Dynamics Of Historical Change, KualaLumpur Open press, 1998, h. Ismail Raji Faruqi, Tauhid, Kesannya Terhadap Pemikiran Dan Kehidupan, Terj. Oleh Unit TerjemahanModal Perangsang Sdn Bhd, Kuala Lumpur, 2000, H. Kata pengantar Akh. Minhaji dalam Amir Mualim, Ijtihad Dan Legislasi Muslim Kontemporer,Yogyakarta UII Press, 2006, h. nenek silam, wal hal dalam realiti semasa kita adalah umat yang miskin, buta huruf danterpaksa bergantung hidup dengan kuasa Konsep Tajdid Di Dalam Sejarah Tamadun IslamDi peringkat asasnya, konsep Tajdid ini perlu difahami dengan melihat kepadakonsep ini secara holistik dan bukannya terhad kepada aspek pentakrifan literal semata-mata seperti mana dijelaskan secara panjang lebar oleh kebanyakan sarjana yangmenerangkannya dengan maksud islah, yang membawa erti Bersesuaiandengan gelaran umat terbaik dan pertengahan, yang dinisbahkan oleh Allah kepada umatIslam,5 konsep Tajdid ini mempunyai perkaitan yang erat dengan penisbahan ini. Secara teologinya, gelaran umat terbaik ini tidak terhad kepada sesuatu generasisemata-mata seperti generasi zaman Rasulullah dan Sahabah, bahkan merangkumikepada semua generasi manusia,6 yang dikatakan memiliki beberapa ciri yang terpujiiaitu i umat yang mementingkan usaha untuk mencari keredaan Allah mengatasi segalakepentingan lain, ii umat yang mementingkan proses pembelajaran segala bentuk ilmuyang bermanafaat dari pelbagai sumber,7 iii dan iv umat yang sentiasa mengikutiperkembangan masyarakat, termasuklah meneliti punca kelemahan umat Islam sendiridan memikirkan cara untuk mengatasi kelemahan lanjut lagi, sebarang usahauntuk mencapai keempat-empat ciri ini, tanpa sebarang unsur tolak ansur, perludidasarkan kepada garis panduan al-Din Islam yang mengandungi kaedah dan mekanismeterbaik untuk menanggani persoalan hidup membabitkan tiga bentuk hubungan denganAllah, makhluk dan alam9, demi untuk mencapai kebahagian bukan setakat kehidupan didunia, bahkan juga kehidupan di hari untuk mencapai ciri ke iii dan iv terangkum di dalam konsep Tajdidadalah bersifat abadi dan menyeluruh kepada semua generasi umat Islam11, dan sepertimana ditegaskan oleh seorang sarjana Islam moden, Islam mengandungi self mechanismeyang dikenali sebagai Tajdid, yang berfungsi memeriksa, memperbaharui,mengembalikan dan menghidupkan semula ajaran Islam yang telah tercemar dan terhakisdengan pencemaran zaman yang sering menjauhkan umat Islam dari mengamalkanbentuk ajaran Islam yang 4 John O. Voll 1983, “ Renewal And Reform In Islamic History Tajdid And Islah “, dalam ed. OlehJohn O. Voll The Voice of Resurgent Islam, New York, h. 32. 5 Quran; surah 2 Muhammad Iqbal 1982, Reconstruction Of Religious Thought In Islam, Lahore, h. Majid Ersan Kailani 1997, Mendidik Peribadi, terj. Muhammad Firdaus, Kuala Lumpur BeritaPublishing, h. Quran; surah 414 dan Surah 7 Maklumat lanjut boleh didapati dalam Rahimin Affandi Abd. Rahim, “ Keistimewaan Islam SebagaiSistem Hidup Yang Lengkap “, dalam Seminar Keindahan Islam 2003 Peringkat Negeri Sembilan DarulKhusus, Anjuran Bahagian Dakwah, Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sembilan, di Pusat DakwahIslamiah Negeri Sembilan, Seremban, pada 25hb. Mac 2003, h. Quran; Surah 8717; 934;29 Hassan Saab 1963, “ The Spirit Of Reform In Islam “, dalam Islamic Studies, v. 2, 1963, h. 15 dan Jacques Waardenburg 1985, “ Islam As A Vehicle Of Protest “, dalam Islamic Dilemmas Reformers,Nationalists and Industrialization, Berlin, h. Konsep Tajdid juga perlu dibezakan dengan konsep reform anjuran masyarakat baratyang sering disamakan dengan konsep Tajdid Hal ini boleh dilihat dalam dua aspekyang utama. Pertamanya, konsep reform barat adalah diasaskan kepada pendekatansekularisme yang menolak peranan ketuhanan dalam kehidupan manusia dan bergantungsepenuhnya kepada peranan akal dan nafsu manusia di dalam menentukan segala aspekterpenting di dalam Lebih buruk lagi, sebarang elemen yang berkaitandengan fenomena ketuhanan dan metafizik akan dianggap sebagai karut dan tidak Bahkan mereka menggangap bahawa penderitaan manusia adalah berpuncadari kelemahan manusia yang tertipu dengan berpegang kepada soal ini, Mohd Kamal Hassan menjelaskan “ mereka mempunyaisikap yang tidak senang terhadap agama dan menganggap penerusan hidup agamadalam dunia moden samada sebagai a relic of medieval obscurantism atau sebagai satudaripada manifestasi primitivism dan irrationality dalam diri manusia.”17Paradigma ini tidak boleh dipakai di dalam memahami konsep Tajdid, yang diasaskankepada paradigma tauhid yang berteraskan tauhid Uluhiyyah dan Rububiyyah. Dalamkonsep yang kedua ini secara jelasnya diterangkan bagaimana Allah yang berkuasa penuhdi dalam mencipta, mendidik dan menjaga umat manusia dengan menganugerahkansyariahnya yang Boleh dikatakan kesemua aliran ilmu kalam bersetuju denganfahaman ini yang mengaitkan kesempurnaan syariah ini diturunkan adalah bagi tujuanmembimbing dan mengurangkan sifat-sifat kelemahan asasi yang dipunyai Berikutnya, apa yang lebih penting lagi konsep membantu kelemahan dirimanusia telah dilengkapkan lagi dengan bantuan kerasulan yang berperanan mengajardan mengasaskan perundangan yang paling praktikal untuk umat manusia bersesuaiandengan konteks Jalinan yang erat antara wahyu Allah dan perutusankerasulan ini telah menjadi sumber yang paling asas di dalam perundangan Islam, yangdikenali sebagai sumber wahyu,21 terkandung di dalamnya semua perkara dan nilai asasIslam yang amat diperlukan oleh umat manusia sehingga Di samping sumber wahyu ini, keistimewaan syariah jelas terserlah apabila ianyaturut mengakui peranan dan potensi akal manusia23di dalam menentukan persoalanhukum Islam berpandukan garis panduan yang termaktub di dalam sumber wahyu. Halini berasaskan pengakuan dan tindakan Rasulullah sendiri yang menerapkan pendekatan13 Ahmad Ghorab 2001, Subverting Islam The Role Of Orientalist Centres, Kuala Lumpur Open pressPublication, h. Lihat sebagai contohnya kupasan yang dibuat oleh Muhammad Zainiy Uthman 2001, “ Islam, SainsDan Pemikiran Objektif Suatu Perbandingan Ringkas “, dalam Jurnal YADIM, bil. 2, h. Abdul Rahman Abdullah 2000, Wacana Falsafah Sejarah Perspektif Barat Dan Timur, Kuala Lumpur DBP, h. Idris Zakaria 1999, “ Intelek Eropah Dan Penentangan Terhadap Agama “, dalam Al-Maw’izah, bil. 7,h. Mohd Kamal Hassan 1996, “ Pembentukan Ilmu Kemasyarakatan Dari Perspektif Islam “, dalam SainsSosial Dari Perspektif Islam, Kuala Lumpur Penerbit UKM, h. Ramli Awang 1999, Tasawwur Rabbani Menurut Al-Quran Dan Sunnah, Kuala Lumpur, h. 179-187. 19 Quran 7 Ibn Kathir 1982, Tafsir al-Qur’an al-Azim, Beirut, v. 1, h. 354 dan v. 2, h. Mahmood Zuhdi Abd. Majid 1988, Sejarah Pembinaan Hukum Islam, , Kuala Lumpur, h. Lihat Hashim Musa 2001, “ Islam An Overview In History And Contemporary World “, dalam JurnalAFKAR, bil. 2, h. Abdul Rahman Abdullah 2001, Falsafah Dan Kaedah Pemikiran, Kuala Lumpur Utusan publication,h. menghidupkan penggunaan akal terpimpin di dalam pendidikan perundangannya yangdifahami secara langsung oleh para Kebenaran dan pengakuan terhadapkemampuan fungsi akal ini kemudiannya telah dikembangkan lagi oleh fuqaha denganlebih mendalam di dalam penulisan usul al-fiqh yang mengakui sumber hukum keduaselepas sumber wahyu Naqli adalah sumber ijtihad Aqli.25 Hasilnya, fuqaha telahmelanjuntukan perbincangan berkaitan dengan peranan akal ini di dalam beberapabahagian yang khusus, pertamanya, penerangan yang mendetail tentang sumber hukumtambahan lain yang timbul daripada sumber hukum Aqli ini. Antaranya adalah Qiyas,ijmak, Istihsan, Maslaha, Siyasah syariah, Masalih Mursalah dan Perbezaan antara konsep reform dan Tajdid yang kedua boleh dirujuk kepadasikap terhadap warisan silam yang dipegang oleh kedua-duanya. Bagi konsep reformbarat, segala bentuk warisan lama samada intipati dan struktur asas perlu ditinggalkan,yang kemudiannya melahirkan suatu mazhab lain yang sama sekali berbeza denganmazhab yang tindakan reform ala barat yang meninggalkan segalawarisan silam ini dikatakan telah melahirkan suatu bentuk tamadun manusia yang bersifatmaju dan progresif, seperti mana dialami oleh masyarakat barat sekarang,28 pandangan initidak boleh diterima di dalam konsep Tajdid Islam. Konsep Tajdid pada dasarnyaberasaskan kepada usaha menghidupkan dan memurnikan kembali kefahaman danamalan Islam yang telah tercemar dengan budaya taqlid29 dan faham sekularisme, yangdipaksakan penerimaannya kepada umat Islam secara halus melalui proses penjajahanoleh dunia kolonial Tajdid ini yang diusahakan oleh sarjana Islam silam berasaskan kontekszaman silam31 tidak bersifat statik, yang kemudiannya telah diperkemaskan lagi olehsarjana Islam moden, dengan sedikit sebanyak tokok tambah, yang difikirkan bersesuaiandengan realiti zaman Proses Tajdid ini berkait rapat dengan pengembanganinstitusi pendidikan Islam yang tersebar ke seluruh dunia, termasuklah di rantau AlamMelayu ini, yang menyaksikan banyak idea-idea Tajdid timur tengah telah turut tersebarluas di rantau Alam Melayu ini yang berjaya melahirkan beberapa orang sarjana Melayuyang boleh Muhammad Iqbal, Reconstruction Of Religious Thought In Islam, h. 171-172. 25 Ghazali, al-Mustasfa Min ilm Usul, v. 1, h. Umar Jah 1977, “ The Importance Of Ijtihad In The Development Of Islamic Law “, Dalam Journal OfComparative Law, h. Wan Mohd Nor Wan Daud 1998, The Educational Philosophy And Practice Of Syed MuhammadNaquib Al-Attas ; An Exposition Of The Original Concept Of Islamization, Kuala Lumpur, h. Abdul Rahman Aziz 2000, Pekerjaan Dalam Kehidupan Manusia, Petaling Jaya Printice Hall, h. Maklumat lanjut boleh didapati dalam Rahimin Affandi Abdul Rahim 1997, “ Gerakan Tajdid diMalaysia Teori Dan Realiti “, dalam Dinamisme Pengajian Syariah, Kuala Lumpur Berita publication, Muhammad Abu Bakar 1987, Penghayatan Sebuah Ideal, Kuala Lumpur DBP, h. Azyumardi Azra 1999, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana Dan Kekuasaan, Bandung, Ahmad F. Yousif 1997, “ Research methodology for Muslim scholars A critical appraisal and re-adaptation “, dalam Jurnal Ikim, v. 5, h. Rahimin Affandi Abd. Rahim, “ Dakwah dan jalinan intelektual di rantau Alam Melayu-Indonesia satuanalisa sejarah “, dalam Seminar Antarabangsa pengajian Dakwah Indonesia-Malaysia, anjuran bersamaUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Fakulti Pengajian Islam, UKM, pada 18hb. Mei 2002, diMedan, Indonesia dan lihat juga Rahimin Affandi Abd. Rahim, “ Pemikiran Reformis Melayu semasa satuanalisis “, dalam Seminar Kebangsaan Bahasa dan Pemikiran Melayu 2002, Anjuran Akademi Pengajian4 3. Sumber, Matlamat Dan Kaedah TajdidDalam teori Tajdid, perubahan dan pembangunan program Islamisasi tajdid sesuatumasyarakat Islam perlu didasarkan kepada beberapa paradigma utama;341. Kepentingan umat Islam berpegang teguh kepada ajaran Islam yang suci seperti yangterkandung di dalam sumber wahyu yang bakal memastikan kerelevanan paradigmaTauhid dipakai oleh umat Islam untuk sepanjang Penekanan kepada mewujudkan usaha tajdid dalam semua aspek kehidupan umatIslam akibat daripada proses pemalsuan dan penyelewengan terhadap ajaran Qurandan sunnah yang berlaku rentetan daripada peninggalan umat Islam sendiri terhadapajaran Islam. Hal ini diburukkan lagi dengan peristiwa penjajahan umat Islam olehkuasa kuffar Barat, yang secara jangka panjang mengakibatkan suasana kebekuan dansikap malas ulamak Islam itu Penekanan kepada penggunaan paradigma rasional berasaskan semangat ijtihadkepada usaha mempercambahkan kreativiti umat Penekanan kepada proses mewujud dan menajamkan daya intelektualism umat Islamdi dalam memahami ajaran Islam itu sendiri. Bagi golongan ini, ketinggian tamaddunumat Islam silam bukannya patut dibanggakan secara nastolgia semata-mata, bahkanperlu dipetik kesimpulan dan intipati induktif dalam bentuk pengajaran terbaikdaripada peristiwa ini untuk dilaksanakan oleh ummat Mengikut sesetengahsarjana Islam moden, pembangunan tamaddun agung merangkumi Barat dan Islam,adalah berpunca dari amalan budaya Hal ini dirujuk kepada penggunaan setidea dan kreativiti masyarakat untuk mengkaji sesuatu ilmu dan menterjemahkannyadi dalam bentuk program bertindak demi membangunkan pembangunan yang bersifatbersepadu kepada umat 5. Demi untuk menghadapi persaingan dengan kuasa Barat, umat Islam tidak seharusnyamenggunakan pendekatan kekerasan,39 sebaliknya perlu lebih proaktif mempelajarisebab utama ketinggian tamadun Barat, iaitu ketinggian budaya ilmu mereka,40 yangperlu diterapkan ke dalam masyarakat melalui institusi Kepentingan mengamalkan pendekatan berfikir secara berperancangan rapiblueprint dan bukannya secara retorik Bagi reformis semasa, demiuntuk memastikan kejayaan usaha refomasi yang lebih berkesan, kita perlu menjauhiMelayu, Universiti Malaya, pada 18-19hb Jun 2002. 34 Rahimin Affandi Abdul Rahim 2007, “Aliran Pemikiran Islam Moden Satu Kajian Perbandingan “,dalam Jurnal Manusia Dan Masyarakat, v. 15, h. 69-8835 Taha Jabir Al-Alwani 1991, “ Taqlid And The Stagnation Of The Muslim Mind “, The AmericanJournal Of Social Sciences, V. 8, No. 3, h. Mohamad Kamil Abdul Majid 2001, “ Pertembungan Tamaddun Islam Dengan Kolonialisme Barat “,Tamaddun Islam Dan Tamaddun Asia, Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka, h. Lihat Sebagai Contohnya Kupasan Yang Diberikan Oleh Wan Mohd Nor Wan Daud 1990, “ BudayaIlmu Sebagai Asas Pembangunan Tamaddun “, Jurnal Pendidikan Islam, V. 3, Bil. 1, h. Louay M. Safi 1998, Truth And Reform Exploring The Patterns And Dynamics Of Historical Change,Kuala Lumpur Open Press Publication, h. Ibid, h. 112. 40 Sebab Utama Ketinggian Tamaddun Kebendaan Barat Seperti Dinilai Oleh Reformis Moden BolehDilihat Dalam Majid Irsan Kailani 1997, Mendidik Peribadi, Muhammad Firdaus terj., Kuala LumpurBerita Publishing, h. 64-66. 41 Majid Irsan Kailani 2000, Kebangkitan Generasi Salahuddin Dan Kembalinya Jerusalem Ke PangkuanIslam, Abdullah Abbas terj., Kuala Lumpur Thinker Libraries, h. perjuangan dan pemikiran ala Khutbah, golongan yang hanya pandai bercakapdengan gagasan yang begitu ideal tetapi tidak tahu menterjemahkan cita-cita tersebutkepada suatu program bertindak yang bersifat praktikal untuk diamalkan. Apa yanglebih diperlukan adalah perjuangan ala fuqaha, yang mampu berfikir secara warasdengan mengambilkira faktor kegagalan dan kejayaan sesuatu program reformasi, danmampu menterjemahkan cita-cita kepada program yang praktikal dengan 4. Iktibar Daripada Gerakan Islah Awal Di Tanah Islah dan Proses Islamisasi Tanah ada gerakan Islah terbesar melebihi program Islamisasi Alam Melayu yangdiusahakan oleh mubaligh yang awal. Bagi sarjana barat, proses Islamisasi masyarakatMelayu merupakan satu fenomena yang agak unik. Hal ini berbeza sama sekali denganproses Islamisasi yang berlaku di Tanah Arab, Eropah, Afrika, India dan Parsi yangmenyaksikan bagaimana ianya telah terpaksa melalui beberapa siri peperangan yang agakbanyak. Penerimaan Islam dalam masyarakat Melayu telah berlaku dalam bentuk yangagak syumul, bila mana ajaran Islam itu bukan setakat diimani bahkan turut dilaksanadalam kehidupan seharian. Sejarah telah mencatatkan bahawa sebelum kedatangan kuasapenjajah British, Alam Melayu telah mengamalkan sistem perundangan yang berasaskankepada syariah Islam. Sistem perundangan Islam ini terbukti telah berjaya melahirkantamadun material dan intelektual yang cukup tinggi di Alam Melayu. Apa yangmembanggakan, versi perundangan Islam bersama dengan institusi pendidikan IslamAlam Melayu telah diiktirafkan bertaraf dunia yang diakui oleh kebanyakan umah Islamdi luar Alam pelaksanaan syariah yang awal di Alam Melayu, bermula di Melakadan negeri-negeri Melayu lain kemudiannya telah menjana perkembangan syariah yangagak dinamik. Ianya telah menjadi mercu tanda terbaik bahawa syariah Islam memangpernah menjadi law of the land di dalam masyarakat Melayu silam. Atas dasar inilahusaha untuk menghapuskan pemakaian English Common Law di Malaysia seperti dicita-citakan oleh Profesor Ahmad Ibrahim memang tidak mustahil untuk Inikerana syariah Islam pernah berfungsi dengan cukup baik di Tanah Melayu sebelumkedatangan kuasa penjajah melihat keberkesanan program Islah/Islamisasi Alam Melayu ini, kita perlumerujuk kepada pembentukan konsep jati diri Melayu-Islam. Apa yang dimaksudkandengan Islam sebagai asas jati diri Melayu ;Pertama, Islam dianggap sebagai satu-satunya agama yang diterima oleh manusiaMelayu yang menjadi kebanggaan yang harus dipertahankan. Sebagai contohnya, ditahun-tahun 1990an, telah muncul cubaan di atas nama kebebasan individu yang seolah-42 Muhammad Kamal Hasan 1996, Toward Actualizing Islamic Ethical And Educational Principles InMalaysia, Kuala Lumpur ABIM, h. 56-57 Dan Kupasan Yang Lebih Mendalam Tentang Pandangan Ini Boleh Didapati Dalam Dr. Majid Irsan Kailani2000, Kebangkitan Generasi Salahuddin Dan Kembalinya Jerusalem Ke Pangkuan Islam, h. Anuar Ramli 2002, Asas Hukum Dalam Budaya Kajian Terhadap Beberapa Aspek Hubungan SosialDalam Kebudayaan Malaysia, Tesis sarjana untuk Jabatan Fiqh dan Usul, APIUM dan Mohd Fauzi binAudzir 2002, Uruf Tempatan Di Negeri Kedah Dan Kesannya Terhadap Perubahan Hukum SatuAnalisis, Tesis sarjana untuk Jabatan Fiqh dan Usul, olah membenarkan manusia Melayu untuk menganut agama lain selain daripada murtad ini berlaku di kalangan anak gadis Melayu 45 yang dikesan cubamenganut agama Kristian dan Hindu. Apa yang boleh dibanggakan adalah kebanyakanmasyarakat Melayu moden telah menunjukkan respon yang cukup sensitive terhadapsemua perkembangan ini, yang dijelmakan dalam pelbagai bentuk tindakan, sepertitindakan Persatuan Ulamak Malaysia yang mengadu keburukan tren ini kepada MajlisRaja-Raja Pendek kata, tidak seperti dilakukan oleh masyarakat barat yangmengamalkan sikap tidak kesah dengan tindakan masyarakatnya untuk menganut agamaapa sahaja, masyarakat Melayu moden telah menentang keras tindakan ini. Hal inidilakukan didorong dengan rasa tanggungjawab keimanan untuk membela keutuhanagama Islam yang menjadi asas identiti kemelayuan masyarakat manusia Melayu menganggap bangsa Melayu sebagai sinonim denganIslam. Mana-mana usaha yang mencabar atau merosakkan Islam akan dianggap sebagaimencabar identiti Melayu itu sendiri. Di zaman sebelum merdeka, mubaligh kristiansendiri mengakui bahawa kawasan Tanah Melayu merupakan kawasan gelap untukagama kristian. Masyarakat Melayu sejak awal lagi memang menganggap agama kristiansebagai musuh utama masyarakat Melayu. Faktor inilah juga yang menyebabkan didalam sejarah Alam Melayu kerap berlaku penentangan umat Melayu terhadap kuasapenjajah barat yang dianggap sebagai kuasa kafir47 dan hal ini telah diakui sendiri olehmubaligh Kristian yang mengatakan bahawa orang Melayu sebagai golongan yang kuatberpegang kepada agama Apa yang jelasnya, sifat kemelayuan yang begitu sebatidengan Islam ini telah mengakibatkan sebarang serangan yang dibuat terhadap Islamakan dianggap seperti serangan yang dibuat terhadap asas kebudayaan Islam menjadi asas paling substance dalam mencirikan pemikiran manusia Melayu. Contohnya world-view Islam dianggap sebagai world-view yangmempengaruhi pemikiran dan proses bertindak manusia Melayu. Prof. Hashim Musamenegaskan bahawa pembinaan tamadun Melayu ini telah diasaskan dengan enampandangan world-view yang bersumberkan wahyu Allah. Keenam-enam pandangan initelah menjadi pegangan utama masyarakat Melayu sehingga sekarang yang terdiri antaralainnya;501. Alam ini hasil ciptaan dan tabdiran Allah yang mencakupi alam primordial arwah,alam dunia dan alam akhirat. Alam akhirat adalah destinasi dan natijah muktamaddari kehidupan di alam dunia. Kejayaan hakiki di alam akhirat adalah dapatmemasuki syurga dan kejayaan di alam dunia adalah ketaatan kepada Mohd Farid Mohd Shahran, 2001 ABIM 30 Tahun, Beberapa Isu Penting Sepanjang Tiga Dekad, KualaLumpur ABIM, h. Lihat Persatuan Ulama Malaysia dan Persatuan Ulama Kedah,2002 Kontroversi Mengenai MemoKepada Majlis Raja-Raja Melayu Islam Dicabar, Rasulullah Uan Ulama Dihina, Pulau Pinang,h. Abdul Rahman Abdullah 1994, Gerakan Anti Penjajahan Di Malaysia 1511-1950 Pengaruh AgamaDan Tarikat, Kuala Lumpur Penerbit Kintan. 48 Charles Tisdall 1916, “ Ideas Of Mohammedan Malaya “, dalam The Missionary Review Of The World,v. xxxiv, h. Isabella Bird 1967, The Golden Chersonese And The Way Thither, Kuala Lumpur, h. Hashim Musa 2001, Merekonstruksi Tamadun Melayu Islam Ke Arah Pembinaan Sebuah TamadunDunia Alaf Baru, Kuala Lumpur h. 2. Islam adalah panduan dari Allah sebagai al-Din yang mengandungi segala peraturanbagi segala gelagat hidup di dunia untuk individu dan masyarakat demi untukkejayaan hakiki Keyakinan kepada pembalasan yang baik bagi amalan yang baik dan sebaliknyapembalasan yang buruk untuk amalan yang Wawasan, misi, objektif, niat, strategi dan operasi segala bidang kerja hendaklahsalih, benar dan mematuhi segala aspek hukum Islam tanpa kompromi, manipulasidan tolak Nilai tertinggi dikaitkan dengan segala perkara yang membantu pembentukan insanyang beriman, beramal salih dan berakhlak mulia yang manafaatnya dapat dinikmatisama oleh orang Kehidupan pertengahan dan seimbang antara jasmani, akali dan rohani berasaskankepada ilmu pengetahuan dalam bentuk fardhu Ain dan fardhu Islam menjadi asas pemersatu bersama terpenting bagi masyarakat lipatan sejarah Tanah Melayu, peranan Islam sebagai alat perpaduan memangkerap berlaku. Ternyata hal ini pernah terjadi, bila mana masyarakat Melayu yangberbeza fahaman politik sama-sama bergabung apabila mengetahui asas survival Melayutelah dicabar dan terjejas teruk. Bagi masyarakat Melayu, survival mereka bergantungsepenuhnya kepada empat asas yang utama; ajaran Islam asas jati diri dan kebanggaanmanusia Melayu, tanah Kawasan geografi khusus yang menempatkan masyarakatMelayu, kekuasaan politik dan institusi beraja Melayu penaung kepada kedaulatan danketuanan masyarakat Melayu. Di Malaysia, perpaduan umat Melayu bagi mempertahankan survival Islam memangpernah berlaku. Terdapat beberapa fakta sejarah yang memperlihatkan perkara ini,antaranya;1. Peristiwa Natrah di Perpaduan politik masyarakat Melayu di bawah payung Parti Barisan Nasionalselepas berlakunya peristiwa 13 Mei 1969. 3. Masyarakat Melayu di Malaysia bersama-sama dengan ummah Islam di kawasan laintelah bersatu mempergunakan kuasa konsumerisme dengan memboikot barangandaripada barat seperti Israel, Amerika Syarikat dan Mereka sepakatmenyedari bahawa kuasa konsumerisme adalah senjata ummah Islam dalammenghadapi cabaran Islam sentiasa menjadi kuasa atau force terpenting dalam masyarakatMelayu. Kuasa ini menjadikan apa sahaja yang berkait dengan Islam akan sentiasarelevan dalam masyarakat Melayu. Contohnya boleh dilihat kepada persepsi masyarakatMelayu dengan isntitusi pendidikan Islam. Di zaman sebelum merdeka, institusi pondoktelah dianggap sangat penting dalam masyarakat Melayu sehingga ianya dianggapsebagai benteng terakhir untuk mempertahankan Islam dari serangan fahamansekularisme yang dibawa oleh penjajah British. Dalam perkembangan semasa, golongankelas pertengahan Melayu yang lahir daripada Dasar Ekonomi Baru DEB dikesan telahmemilih institusi pendidikan Islam, termasuk Maahad tahfiz sebagai tempat untuk51Rahimin Affandi Abdul Rahim 2004, "Menangani cabaran Globalisasi Satu Analisis TerhadapPemikiran Reformis Semasa", dalam Mohd Fauzi Hamat, Mohd Fakhruddin Abd. Mukti dan Che ZarrinaSa'ari Pemikiran Islam dan Cabaran Semasa. Kuala Lumpur Jabatan Akidah dan Pemikiran Islam,APIUM, h. mereka menghantar anak-anak mereka belajar. Ini kerana anak-anak ini diharapkan bakalmenjadi penyelamat ummah dan maruah Islah Dalam Era Kaum Muda Dan Kaum Tua 1900-1940anDalam tahun-tahun 1900-1940an di Tanah Melayu telah muncul pertentanganhebat di antara dua pendekatan utama dalam menyediakan untuk masyarakat Melayumethod yang terbaik tentang bagaimana Islam itu harus digunakan untuk berhadapandengan arus permodenan yang dibawa oleh kuasa British52. Bagi kaum tua yang terdiridaripada ulama tradisional dan golongan pembesar Melayu, demi untuk mengekalkankesejahteraan umat Melayu dan Islam itu sendiri kita perlu menggangap usahapemodenan itu sebagai suatu proses yang cukup merbahaya dan perlu mengekalkan carahidup lama53. Dengan kata lain, bagi kaum tua, model ikutan yang terbaik untuk umatIslam adalah dengan cara kembali kepada cara hidup klasik dan menolak bagi kaum muda yang rata-ratanya terdiri dari lulusan timur tengahdan sebahagian pemuda Melayu berpendapat bahawa umat Islam55 perlu mengikutiproses pemodenan ini dengan suatu sikap yang positif dan proaktif dengan mengubahbanyak amalan tradisional yang berbentuk anti-pemodenan dan bertentangan denganajaran Islam itu yang lebih penting ialah proses pembaharuan ini amat perlu bukan setakatuntuk mengikis banyak amalan khurafat masyarakat Melayu, bahkan juga untukmenjamin kedaulatan bangsa Melayu berhadapan dengan dasar British yang lebihmengambilkira kepentingan mereka sendiri57 dan membawa keuntungan kepada bangsabukan pendekatan ini kemudiannya telah mempengaruhi pandangan keduapihak di dalam soal-soal yang berkaitan dengan ajaran Islam. Dari perspektif sejarah,pada zaman ini terdapat beberapa perkara baru yang merupakan breakthrough utamadalam perjuangan Islam di Malaysia yang tidak pernah wujud sebelumnya iaitu- 1. Kritikan terhadap pengajaran Islam ala taqlid yang diamalkan di Tanah kaum muda ini lebih menjurus kepada sistem amalan Islam masyarakattempatan yang ditujukan khusus kepada bentuk dan kandungan pengajaran Islam dipondok 59 yang sebelum ini berfungsi membekalkan lulusan agama bagi Kritikan terhadap kelemahan masyarakat Melayu yang terhasil dari pengamalansistem feudal Melayu. Sasaran utama kaum muda bukan setakat golongan pembesarMelayu bahkan juga golongan ulama yang dikatakan bersekongkol dengan golonganpembesar untuk mengekalkan status quo Ibrahim Abu Bakar 1994, Islamic Modernism In Malaya, Kuala Lumpur penerbit UM, h. Ibid, h. N. Ginsburg and Roberts 1958 , Malaya, Seatle, h. Abdul Shukor Ariffin dan Hasan Haji Ali 1983, “ Pergolakan Dasar Ekonomi Negara Sebelum Dan Selepas 1969 “, dalam Malaysia Sejarah Dan Proses Pembangunan, Kuala lumpur, h. Al-Ikhwan, ii, x, Jun 16, 1928, h. Ibid, i, iii, November 16, 1926, h. 3. Penekanan persoalan dan permasalahan semasa, yang mengambilkira kelemahan darisegi spiritual dan material yang terdapat dalam masyarakat Melayu. Secara jelaskaum muda telah mengutamakan dalam siri perjuangan tajdid mereka kepadapersoalan kelemahan sosial masyarakat Melayu demi menimbulkan semangatkesedaran kebangsaan nasionalisme dan apa yang lebih penting lagi melahirkangolongan literati Melayu yang dapat menyedari serta mengupas segala persoalan yangtimbul pada masa itu dari kacamata Pertentangan kaum muda-tua ini berlaku kerana faktor perbezaan falsafah, aliran danparadigma menggunakan Islam untuk menghadapi keperluan zaman. Hal inikemudiannya tidak mati begitu sahaja bahkan masih diteruskan hingga pada zamanmoden ini. Banyak idealism dipegang oleh kedua aliran ini masih lagi kekal hinggazaman moden. Beberapa contoh boleh diberikan, antaranya;a Banyak sekolah dan Madrasah daripada aliran reformisme tumbuh dengan begitupesat sekali. Aliran ini telah mendapat momentumnya di Malaysia apabila aliranreformisme asalnya daripada aliran kaum Muda diterima secara meluas oleh IPTdi Malaysia. Manakala fahaman tradisionalism asalnya aliran kaum Tua tetapkekal di Malaysia dan Indonesia yang bertumpu di pondok-pesantren Agensi agama Islam di Malaysia tetap kuat berpegang kepada aliran tradisionalkerana mereka telah membentuk status quo yang penghujung tahun 1930-an, isu pertentangan kaum muda-kaum tua telahmula beransur hilang disebabkan oleh beberapa faktor semasa yang timbul di kalanganmasyarakat Melayu seperti dominasi golongan nasionalis Melayu memperjuangkankemerdekaan Tanah Melayu64. Keadaan ini telah mendorong sesetengah sarjanamengatakan bahawa kaum muda telah gagal dalam usaha mereka menjalankan usahatajdid di Tanah Melayu65. Kenyataan ini sebenarnya tidak berasas kerana usaha tajdidkaum muda dalam kontek sejarah Malaysia telah meninggalkan banyak kesan jangkapanjang dan juga kesan jangka dari kesan jangka pendek, kaum muda telah menglahirkan golonganintelektual Melayu yang dapat menganalisa perkembangan baru yang timbul di dalammasyarakat Melayu akibat dari dasar pemodenan kuasa British. Kesedaran inikemudiannya telah mencetuskan kesederan politik nasionalisme orang Melayu yangmelahirkan beberapa pertubuhan politik berteraskan Islam dan Melayu seperti HAMIM,PAS, dan KMMM. Pertubuhan-pertubuhan ini kemudiannya menyebarkan beberapaintipati utama gerakan tajdid kaum muda seperti penekanan kepada kepentingan akal danlogik, tauhid, kepentingan pendidikan moden, pembangunan ekonomi bangsa Melayu,demokrasi dan perpaduan umat Islam sejagat66. 61 Mohd. Sarim Mustajab 1982, “ Gerakan Islah Islamiyah di Tanah Melayu 1906 hingga 1948” dalam Malaysia Sejarah Dan Proses Pembangunan, Kuala Lumpur, h. Rahimin Affandi Abdul Rahim 2000 “Fiqh Malaysia Suatu Tinjauan Sejarah”, Dalam Fiqh Malaysia Ke Arah Pembinaan Fiqh Tempatan Yang Terkini, Ed Oleh Paizah Hj. Ismail, Kuala Lumpur, h. Rahimin Affandi Abdul Rahim 2008 Pendekatan Malaysia Dan Indonesia Dalam MenanganiPerkembangan Aliran Pemikiran Islam Satu Analisis Perbandingan, Jurnal Jati, Jabatan Pengajian AsiaTenggara, Fakulti Sastera, UM, V. Mohd. Sarim Mustajab, “Gerakan Islah “, h. Ibrahim Abu Bakar, Islamic Modernisme In Malaya, h. Mohd. Sarim Mustajab, “Gerakan Islah” , h. 5. Isu Tajdid Dan Islah Di Malaysia SemasaBerasaskan pengamatan semasa, kita boleh mengenalpasti beberapa cabaranataupun masalah semasa yang memerlukan usaha Tajdid dan Islah. Denganmenggunakan pendekatan realisme dan futuristik, kita dapat mengenalpasti beberapacabaran yang dihadapi oleh gerakan Islam di Malaysia. Antaranya; Cabaran Fahaman Sekularisme Yang Datang Bersama semua memaklumi bahawa gelombang globalisasi yang membawafaham sekularisme secara terang-terangan dan tersembunyi. Walaupun perkembanganprogram agama berkembang pesat, perkembangan faham sekularisme juga agak pesatdengan bantuan kecanggihan ICT moden. Sebagai contohnya, bagi pelajar Islam, realitiini menyebabkan mereka berhadapan dengan masalah Split Personality ; apa yangdipelajari di sekolah daripada nilai-nilai agama terpaksa berhadapan dengan idealismsekularisme yang berkembang dalam masyarakat. Dinilai kepada soal aksiologi, kedatangan globalisasi telah melahirkan budayasekular yang diwartakan sebagai paling baik kepada masyarakat Islam. Budaya sekularini lebih bersumberkan Humanisme-sensate culture budaya hawa nafsu. BudayaHumanisme ini berpandukan sepenuhnya kepada akal dan nafsu manusia pandangan faham sekularisme, neraca utama bagi sesuatu kebenaran, etika danperbuatan yang baik itu bergantung kepada 67;1. Prinsip vitalisme – apa-apa sahaja yang berbentuk kuat dan menguntungkan dari segikebendaan akan dianggap sebagai Prinsip kreativiti – apa-apa sahaja yang boleh mencetuskan daya kreativiti danmenghasilkan cIPTaan baru akan dianggap sebagai baik dan Prinsip relatif – tidak ada suatupun konsep dan pemahaman terhadap sesuatu faktaataupun teori yang bersifat mutlak dan kekal. Sebaliknya semuanya boleh berubahmengikut perubahan zaman dan perkembangan ilmu Prinsip hedonisme – apa-apa sahaja yang boleh memuaskan hawa nafsu manusia akandianggap sebagai baik, manakala apa-apa sahaja yang boleh membawa penderitaannafsu akan dianggap sebagai Prinsip majoriti masyarakat – apa-apa sahaja yang disukai oleh trend dankecenderungan sesuatu masyarakat akan dianggap sebagai negatif fahaman sekular ini memang terbukti dengan wujudnyaserangkaian masalah yang membabitkan golongan muda di Malaysia. Hasil kajianempirikal yang dibuat terhadap golongan muda mendapati wujudnya perkara yang amatmenggemparkan, di antaranya;1. Kebanyakan masyarakat Melayu moden telah dikesan mengidap penyakit psikologiyang agak kronik, penyakit gelisah dan hilang pertimbangan akal yang kemudiannyatelah menyebabkan berlaku pelbagai tindakan buruk seperti bunuh diri, menagihdadah dan arak, murtad, bohsia dan mengamalkan seks bebas. Kajian ini mendapati67 Rahimin Affandi Abd Rahim, 2003, Keistimewaan Islam Sebagai Sistem Hidup Yang Lengkap,kertas kerja dibentangkan di Seminar Keindahan Islam 2003 Peringkat Negeri Sembilan Darul Khusus,Anjuran Bahagian Dakwah, Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sembilan, di Pusat DakwahIslamiah Negeri Sembilan, Seremban, pada 25 Mac 200311 punca utama penyakit gelisah ini berlaku adalah akibat dari tindakan tidak menurutikehendak agama seperti meninggalkan kewajiban sembahyang lima Golongan remaja Melayu yang menjadi pengguna terbesar internet cyber café telahdijangkiti ketagihan internet yang agak teruk cybermania. Kalangan ini didapatimenggunakan saluran internet bukannya untuk tujuan pendidikan, tetapi sebagaisumber untuk mendapatkan hiburan yang lebih bebas tanpa kongkongan keluarga,yang berupa permainan video, pornografi, perbualan chit-chat dan mengisi masalapang dengan kegiatan yang tidak Kajian mendapati ikatan dan fungsi keluarga Melayu moden sebagai penjaga danpendidik emosi anak-anak telah mula terhakis yang kemudiannya menyebabkanpelbagai masalah sosial remaja yang cukup kronik. Berikutan dengan faktor asas ini,golongan remaja Melayu lebih terpengaruh dengan budaya di luar keluarga sepertimedia massa dan rakan Akibat daripada pengaruh media massa, merekalebih mudah terjerumus dengan hiburan yang mementingkan keseronokan yangmelampaui batas, sensasi, glamour dan sindrom kurang daya tahan Manakalapengaruh rakan sebaya pula menyebabkan mereka terlibat dengan budaya melepakdan pelbagai masalah sosial lain seperti ketagihan dadah, arak, berjudi, menontonvideo lucah, seks bebas, dijangkiti penyakit AIDS72 dan banyak lagi masalah Kajian mendapati kalangan remaja Melayu secara terang-terangan mengaku tanpasegan silu terlibat dalam amalan seks bebas dan menganggap ianya sebagai perkarabiasa dan lumrah bersesuaian dengan gaya hidup zaman moden, sepertimanaditonjolkan di dalam media massa Kajian mendapati ramai daripada kalangan remaja Melayu telah terlibat denganbudaya bohsia dan bohjan. Antara ciri-ciri budaya ini adalah remaja bawah umuryang mengamalkan seks bebas sebagai cara untuk mendapatkan keseronokan nafsusemata-mata tanpa disertakan dengan dengan rasa bersalah, mengamalkan seks bebassecara “one night stand” dengan sesiapa sahaja tanpa sebarang ikatan cinta dan68 Kajian ini menggunakan grant penyelidikan Vote F Universiti Malaya pada tahun 1999 telahdilakukan oleh Dr Che Zarrina Sa’ari, yang kemudiannya diterbitkan pada 2001 “Penyakit GelisahAnxiety/al-Hulu’ dalam Masyarakat Islam dan Penyelesaiannya Menurut Psiko-Spiritual Islam”,Jurnal Usuluddin, v. 14, h. 1-22. 69 Kajian ini dilakukan oleh dua orang penyelidik dari UUM ke atas responden remaja dari negeriKedah, Perlis, Pulau Pinang dan Kelantan. Lihat Mohd Taib Ariffin dan Che Su Mustaffa 2001, “EraLedakan Teknologi Maklumat Isu-isu Berkaitan Pendedahan Terhadap Internet di Kalangan Remaja”,Teknologi Maklumat dan Komunikasi Harapan, Cabaran dan Barakah, Alor Setar INSANIAH, Muhd Mansur Abdullah 2000, “Renggangnya Hubungan Keluarga Punca Masalah SosialRemaja”, dlm. Mohd. Razali Agus ed., Pembangunan dan Dinamika Masyarakat Malaysia, KualaLumpur Utusan Publications, h. Nur Atiqah Tang Abdullah 2000, “Pendidikan Emosi Kesejahteraan Sosial Pelajar danMasyarakat Menjelang Alaf Baru”, dlm. Abdul Latif Samian dan Mohamad Sabri Haron eds.,Prosiding Persidangan Kebangsaan Pengajian Umum di Alaf Baru, Bangi Pusat Pengajian Umum,UKM, h. Muhd Mansur Abdullah 2000, h. Zakaria Stapa 1999, Akidah dan Akhlak dalam Kehidupan Muslim, Kuala Lumpur UtusanPublications, h. menganggap gadis yang telah hilang dara sebagai memiliki status yang tinggi didalam masyarakat Kajian mendapati bagaimana masalah disiplin juvana sama ada berat ataupun biasatelah menjadi fenomena biasa dalam kalangan pelajar-pelajar sekolah di Kajian dan catatan peratusan pengidap penyakit AIDS yang cukup besar di kalanganremaja Melayu, yang dikeluarkan oleh hospital di seluruh Malaysia. Apa yangmembimbangkan, kadar peratusan ini semakin bertambah dari tahun ke setahun,walaupun pelbagai usaha penerangan tentang penyakit ini telah 8. Kajian yang mendapati bagaimana tabiat pembacaan remaja Melayu yang lemah, dimana mereka lebih mengutamakan bahan bacaan yang tidak membina minda dandaya intelektual, merangkumi hiburan, jenaka, sukan dan bahan kata,mereka telah terjerumus ke dalam budaya bebalisme yang cukup meruncing akibatdari ketiadaan budaya ilmu yang Kajian yang mendapati remaja Melayu lebih menjadikan golongan artis, model danahli sukan sebagai model ikutan melebihi segala ketokohan 10. Kajian yang mendapati remaja Melayu terlibat secara serius dengan budaya rock yangmelampau. Apa yang membimbangkan adalah budaya ini dicirikan dengan beberapasifat yang bertentangan dengan budaya ketimuran. Antaranya, corak budaya yangdihayati oleh pendokong budaya rock adalah dilambangkan dengan bentuk pakaianyang tidak terurus, kotor, tidak senonoh, lucah, kasar, memuja syaitan, Wujudnya NGO Yang Membawa Fahaman Sekularisme Dalam MasyarakatDi Malaysia semasa, NGO ini boleh dikatakan sebagai gerakan Islam Islam liberal di Malaysia dan Indonesia telah menggunakan dana asing yangdatang daripada barat untuk membawa fahaman liberalism. Fahaman ini telah dijadikansebagai komoditi utama yang dipasarkan kepada semua masyarakat dunia, yang dibantudengan pelbagai pemberi dana antarabangsa di atas nama perjuangan kemanusiaan danHak asasi Secara jelasnya, dana bantuan kemanusiaan ini telah diberi dandiambil oleh sebahagian besar penduduk Dunia Ketiga, termasuklah kalangan umat Islam74 Rahimin Affandi Abdul Rahim 1994, “Bohsia Fenomena Biasa Masyarakat Maju”, MajalahDakwah, bil. 210, November 1994, h. Rokiah Haji Ismail 2000, “Salah Laku di Kalangan Pelajar Sekolah Menengah PengalamanBersama Keluarga, Rakan Sebaya dan Sekolah”, dlm. Abdul Rahman Embong ed., Negara, Pasarandan Pemodenan Malaysia, Bangi UKM, h. Aishah Esah Haji Mohamed 2000, “Penyebaran AIDS di Malaysia Satu PerspektifSosiobudaya” dlm. Mohd. Razali Agus ed., Pembangunan dan Dinamika Masyarakat Malaysia,Kuala Lumpur Utusan Publications, h. Md. Nor Othman 1994, “Tabiat Media Generasi Muda Melayu Bandar Satu KajianPerbandingan Dengan Bukan Melayu”, Alam Melayu, v. 2, h. Wan Mohd Nor Wan Daud 1997, Penjelasan Budaya Ilmu, Kuala Lumpur Dewan Bahasa danPustaka, h. Wan Mohd Nor Wan Daud 2001, h. Syamsuddin Arif 2008, Orientalis Dan Diabolisme Pemikiran, Jakarta Gema Insan, h. sendiri di pelbagai negara, seperti di Indonesia dan Malaysia. Antara pemberi dana yangdimaksudkan adalah Asia, Ford, Fullbright, Toyota Dan Konhraf Adenour penganut faham liberalis di Malaysia tidak mendapat pendidikanagama formal yang mendalam, suatu hal yang kemudiannya menyebabkan merekamengemukakan pandangan Islam yang kabur dan menyesatkan. Dengan berkembangnyapelbagai pemikiran rasionalism yang melampau di dalam masyarakat telah menyebabkansemua pihak sama ada dari kalangan pakar ataupun masyarakat awam telah cubabercakap tentang pemikiran ini walaupun tanpa mempunyai pengetahuan asas keilmuanIslam yang mencukupi. Untuk konstek Malaysia, bahana penerimaan dana asing yang membawa kepadapenyebaran ideal liberal-sekular boleh dilihat kepada fakta tuntutan IFC. IFC merupakansuruhanjaya yang ditubuhkan oleh Majlis Peguam Malaysia dan disokong oleh MajlisPerundingan Malaysia bagi Ajaran Buddha, Kristian, Hindu dan Sikh MCCBCHS danYayasan Konrad Adenauer. Kehadiran Yayasan Konrad Adenauer dalam usahamenubuhkan IFC ini amat diragui kerana yayasan ini beribu pejabat di Jerman dan cubamecampuri urusan dalaman Negara ini. IFC juga mempunyai peranan sebagai penyiasat,perantara, perunding dan pendamai terhadap dakwaan perbuatan yang menjejaskankeharmonian asalnya IFC ialah IRC Inter Religious Council adalah sebuah suruhanjayayang dicadangkan seperti badan berkanun yang mempunyai kuasa undang-undang yangboleh mengubah ajaran sesetengah agama, akibat daripada desakan penganut agam ini berfungsi mirip SUHAKAM yang menerima dan melayan aduan –aduanberkaitan agama. IFC digagaskan penubuhan oleh MCCBCHC Malaysian ConsultativeCouncil of Buddhism, Christianity, Hinduism, dan Sikhism atau Majlis PerundinganMalaysia agama Buddha, Kristian, Hindu dan Sikh melalui memorandum kepada MajlisPeguam bertarikh 21 Ogos 2001. Matlamat penubuhan IFC adalah untuk memindabeberapa ajaran asas Islam yang akan merosakkan akidah umat Islam dan berpihakkepada kepentingan orang-orang Bukan orang-orang bukan Islam melaluiIFC;811. Seseorang anak yang dilahirkan oleh ibubapa Islam tidak seharusnya secara terusmenjadi orang Orang-orang bukan Islam yang telah memeluk agama Islam hendaklah diberikankebebasan untuk kembali kepada agama asal mereka murtad dan tidak dikenakantindakan Sebarang kes pertukaran agama Islam kepada bukan Islam tidak sepatutnyadikendalikan oleh mahkamah Tidak perlu dicatatkan di dalam kad pengenalan seseorang Muslim bahawa iaberagama Orang-orang bukan Islam tidak perlu dikehendaki menganut agama Islam sekiranyaingin berkahwin dengan orang Islam. Orang Islam hendaklah dibenarkan keluardaripada Islam murtad sekiranya ingin berkahwin dengan orang bukan Islam tanpaboleh dikenakan apa-apa tindakan Ummu Atiyah Ahmad Zakuan 2007, Hak Asasi Manusia Dan Demokrasi Dari Persepktif Islam DanBarat, Dalam Mohd Izani Mohd Zain ed., Demokrasi Dan Dunia Islam Perspektif Teori Dan Praktik,Kuala Lumpur Penerbit UM, h. 106-112; Anis Shakila Binti Ismail 2006, Pemikiran Islam Liberal DiMalaysia Kajian Terhadap Isu Yang Ditimbulkan Oleh Farish Noor Dan Syed Akhbar Ali. Kertas projekSarjana Muda Usuluddin .APIUM, h. 6. Seseorang pasangan suami atau isteri yang menukar agama dengan memeluk Islamtidak patut diberikan hak jagaan Orang bukan Islam yang mmpunyai hubungan kekeluargaan dengan seorang yangmemeluk Islam hendaklah diberikan hak menuntut harta pusaka selepas Kerajaan hendaklah menyediakan dana yang mencukupi untuk membina danmenyelenggarakan rumah-rumah ibadat orang bukan Islam sebagaimana kerajaanmenyediakan dana untuk Orang bukan Islam hendaklah dibenarkan dan tidak boleh dihalang daripadamenggunakan perkataan-perkataan suci Islam dalam percakapan dan Bible dalam bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia sepatutnya dibenarkan edar Pelajaran agama bukan Islam untuk penganut agama itu hendaklah diajar di Program-program berunsur Islam dalam bahasa ibunda sesuatu kaum hendaklahditiadakan. Program dakwah agama lain selain Islam pula hendaklah dibenarkanuntuk disiarkan dalam bahasa ibunda Orang Islam yang membayar zakat tidak sepatutnya dikecualikan membayar cukaipendapatan dan wang hasil zakat sepatutnya digunakan juga untuk keperluan orangbukan Sepatutnya Islam tidak disebut sebagai pilihan pertama masyarakat seperti dalam soalpakaian menutup aurat kepada pelajar Liberalism di Malaysia seperti Sister In Islam dan Forum Iqra/ Jemaahal-Quran Malaysia telah menyokong tuntutan yang dibawa oleh NGO bukan Islam. 1. Kempen Anti Kawalan MoralPada awal tahun 2005, SIS bersama dengan NGO bukan Islam telah berusahamemperjuangkan pengembangan budaya hedonism secara langsung apabila merekamelancarkan kempen anti kawalan moral oleh pihak berkuasa agama dan kerajaantempatan. Kempen ini dilancarkan ekoran tindakan para penguatkuasa Jabatan AgamaIslam Wilayah Persekutuan JAWI menahan lebih 100 orang pengunjung kelab malamZouk di Kuala Lumpur. Mereka ditahan atas pelbagai kesalahan seperti kesalahanmeminum arak dan berpakaian kurang sopan, termasuklah seorang artis remaja JeslinaHashim. Bagi SIS, tindakan pihak JAWI dianggap bertentangan dengan konsepliberalism barat yang memberi hak kebebasan individu melakukan apa sahaja tindakanyang diinginkannya. Menurut mereka “ bagaimana seseorang itu berpakaian dan dimana, bagaimana dan dengan siapa mereka ingin bergaul adalah terserah kepadapilihan individu itu sendiri.”2. Kes Kumpulan Artikel 1182Kumpulan Artikel 11 ditubuhkan pada bulan Mei 2004, yang mengabungkan 13 NGOmemperjuangkan usaha untuk menegakkan keluhuran perlembangaan dan mengalakkankebebasan beragama di Malaysia. Kumpulan Artikel 11 ini menolak diskriminasiindividu atas dasar agama, bangsa, tempat lahir atau jantina. Mereka mengesa agar82 Dapatan Grant penyelidikan FRGS tahun 2008 FR006/2007A, Bertajuk Islam Antara Liberalisme DanKonservatisme Di Malaysia15 kebebasan berfikir, beragama dan suara hati setiap individu dihormati, dijamin dandilindungi. Dalam surat terbuka kepada pihak kerajaan, mereka menyatakan komitmenyang teguh terhadap perlembanggan Malaysia sebagai Negara sekular dan hak kebebasanberagama. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung dalam Kes Che Omar LawanPendakwaraya, kumpulan ini berpendapat bahawa undang-undang Malaysia adalahbersifat sekular. Justeru itu, mereka mengkritik mahkamah sivil yang enggan melayanikes-kes yang mempunyai elemen undang-undang Islam berdasarkan peruntukan perkara121 1A Perlembanggan Persekutuan. Mereka seterusnya menggesa kerajaan agarmemansuhkan perkara 121 1A untuk membolehkan Mahkamah sivil mendengar kes-kes yang sepatutnya berada dalam bidangkuasa Mahkamah Kes Kerajaan Langit Ayah Pin dan Kes Kamariah Ali83SIS secara lantang membela kebebasan Ayah Pin untuk menganut agamanya sendiridan menempelak hebat kewibawaan Jawatankuasa Fatwa Negeri Terengganu dantindakan Jabatan Agama Islam Negeri Terengganu yang mengisytiharkan ajaran kerajaanlangit Ayah Pin sebagai sesat dan bertentangan dengan ajaran Islam. SIS dan SUARAMmenyifatkan tindakan pihak berkuasa agama ini sebagai penindasan terhadap kelompokagama minoriti dan pencabulan hak kebebasan beragama. SUARAM telah mengfailkanaduan kepada Rapporteur Khas Mengenai Hak Kebebasan Beragama PertubuhanBangsa-Bangsa Bersatu dengan mendakwa bahawa pihak kerajaan telah melakukanpenindasan terhadap Ayah Pin dan pengikutnya. Hal yang sama dilakukan dalam KesKamariah Ali & Ors Lawan Kerajaan Kelantan & Anor. Dalam kes ini Daud Mamat,Kamariah Ali, suaminya Mohamad Ya dan Md Yaacob Ismail telah melakukan kesalahanyang secara terang-terangan mengaku telah murtad sebagai cara untuk melepaskan diridaripada hukuman Mahkamah Syariah, sebagai akibat daripada keterlibatan merekadengan kumpulan ajaran sesat. 4. Kes Azlina Jailani Lina JoySIS dan NGO bukan Islam seperti kumpulan Artikel 11 secara lantang membelatuntutan Azlina Jailani yang telah murtad untuk menukarkan status agama Islam kepadaagama Kristian di dalam Kad Pengenalannya. Walaupun tuntutan ini telah ditolak olehPihak Mahkamah Agung di Malaysia, namun SIS dan NGO terbabit masih lagimengungkit kes ini sebagai bertentangan dengan kebebasan individu seperti mana dibawaoleh fahaman liberalism gerakan Islam liberal ini secara langsung menjadi batu penghalangkepada usaha melestarikan Islam dalam masyarakat Malaysia. Apa2 sahaja usaha dakwahIslam pasti akan mendapat hebat daripada golongan ini yang diungkap oleh oleh SidekFadzil, dengan katanya; “ gejala-gejala ketertutupan minda memang ada. Tetapi dalambanyak paparan ia selalu diperlihatkan sebagai masalah eksklusif golongan ia wujud dimana-mana, termasuk dalam kalangan kelompok yang menamakandiri sebagai nasionalis. Sikap alergik terhadap apa-apa sahaja yang berbau Islam jelasmenayangkan hakikat bahawa mereka juga sebenarnya merupakan penderita penyakit83 ibid16 ketertutupan minda. Yang dipermasalahkan sebenarnya bukanlah ketertutupan itusendiri, tetapi ketertutupan terhadap kebenaran.”84 Wujudnya NGO Islam Yang Membawa Pendekatan Yang Melampau DalamIslam Hasil kajian yang dilakukan oleh penyelidik di UM mendapati terdapat tigatipologi golongan Salafi di Malaysia ; 1 tradisionalis yang terpengaruh dengan fahamanwahabism, 2 moderate dan 3 melampau. Memang ada masalah yang ditimbulkan olehgerakan Salafi melampau, khususnya daripada pelajar yang melanjutkan pelajaran diPakistan. Mereka dikesan terpengaruh dengan idealism Salafi Minoriti daripada golongan ini telah ditahan di bawah ISA dan telah melaluiproses pemurniaan akidah oleh pihak JAKIM. Ia terdiri sama golongan professional rata-ratanya daripada UTM yang terpengaruh dengan gerakan Salafi-taliban dikesan terlibat sama dengan gerakan al-Qaedah dan Jemaah Islamiyyah yangberasal daripada Mereka berpendapat masyarakat dan kerajaan umat Islamwajib mengamalkan syariah Islam secara total dan sebarang usaha yang engganmengamalkan syariah Islam dianggap sebagai Mana-mana kerajaan umat Islamyang enggan menjalankan syariah Islam dan mempunyai hubungan baik dengan negarabarat dianggap terpengaruh dengan idealism barat yang boleh salafi moderate dan tradisionalis merupakan jumlah terbesar yangkedapatan di Malaysia. Mereka terdiri daripada pelbagai peringkat pengajian samada didalam dan luar negeri. Memang diakui terdapat sebilangan kecil golongan Salafi di setiapnegeri yang sering menimbulkan isu ikhtilaf dalam bab furu'iyyah yang membabitkanketidakselesaan di kalangan ulama tempatan. Kedua golongan ini menggunakan kaedahpenyebaran melalui kuliah-kuliah agama di masjib, usrah tertutup dan kelas pengajian diIPTA dan IPTS dapat mengesan elemen melampau dibawa oleh gerakan salafi menekankan penggunaan pendekatan yang melampau. Ianya bertentangandengan mentaliti dan budaya masyarakat Melayu. Di samping itu juga, gerakan salafi inisering menimbulkan isu-isu kontroversial yang bertentangan dengan dominant traditiondi Malaysia. Walaupun mereka sering mendakwa berpegang kepada ajaran golongansalaf dan gerakan Revivalis Islam, tetapi ternyata ianya amat berbeza sama sekali, keranapendekatan yang dibawa oleh golongan fundamentalis moden ini penuh dengan elemenkekerasan yang melampau. Dalam pelbagai kes semasa, golongan ini dilihat terlibatsecara langsung dalam pelbagai aktiviti keganasan yang menumpukan sasarannya kepadakepentingan dan masyarakat awam barat, seperti tragedy kes September 11, pengeboman84 Sidek Fadzil 2002, “ Minda Muslim Ketegaran Dan Keluwesannya “, dalam Persidangan Isu DanProses Pembukaan Minda Umat Melayu Islam, anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka, pada 29-31 Januari2002, h. Peter Chalk 2002, “ Al-Qaeda And Its Links To Terrorist Groups In Asia “ dalam ed. Oleh Adrew Tandan Kumar Ramakrishna, The New Terrorism Anatomy And Counter-Strategies, Singapore EasternUniversities press, h. Farish A. Noor 2002, “ Globalization, Resistance And The Discursive Politics Of Terror, Post-September 11, dalam ed. Oleh Adrew Tan dan Kumar Ramakrishna, The New Terrorism Anatomy,Trends And Counter-Strategies, Singapore Eastern Universities Press, h. 160-16287 Syed Ahmad Hussein 2002, “ Muslim Politics And The Discourse On Democracy “, Dalam Ed. OlehFrancis Loh Kok Wah And Khoo Boo Teik, Democracy In Malaysia Discourses And Practices,Richmond, Surrey Curzon Press, h. Bali, Madrid, London, Kedutaan Amerika di Indonesia,88 Tanzania dan paradigma yang dipegang oleh golongan ini;891. Dipengaruhi dengan semangat dan mentality perang Salib dan Neo-kolonialismebarat, khususnya terhadap kuasa barat dan zionisme, yang wajib digunakan kaedahkekerasan untuk menangganinya. Lebih buruk lagi, hal ini turut diperpanjangkandengan faktur perbezaan mazhab dalam Islam, seperti kes perbezaan antara duamazhab terbesar dalam Islam, Sunni dan Syiah – Kes Kumpulan al-Qaedah di bawahpimpinan Abu Mus’ab al-Zarkawi di Pembentukan sebuah pemerintahan Islam bukan sekadar suatu alternatif, tetapi suatukewajiban Syar’i berdasarkan perintah dan kehendak Allah. Kerana itu setiappenganut Islam harus patuh dengan mematuhi kehendak Allah ini, khususnyapemerintahannya yang dijalankan oleh golongan ini – Kes pemerintahan Taliban Memandangkan legitimasi pemerintah Islam didasarkan kepada syariah Allah, makapemerintah yang tidak mematuhi syariah adalah tidak sah. Mana-mana pemerintahdan individu Islam yang tidak mematuhi syariah Alah akan dianggap bersalah dankafir yang diperangi menggunakan konsep Jihad – Kes pembunuhan Anwar Sadatoleh pengikut kumpulan Takfir wa al-Hijrah4. Program penentangan terhadap pemerintah Islam yang engkar perlu diperluaskanuntuk memerangi ulamak rasmi berserta dengan semua pasarananya seperti masjibdan sekolah yang dilihat bergabung dengan pihak pemerintah- Kes JemaahIslamiyyah dan Front Pembela Islam di Jihad melawan kekafiran dan golongan yang bersimpati dengannya adalah dianggapsebagai tugas suci. Oleh sebab itu memerangi golongan ini diwajibkan ke atas semuaMukmin sejati, yang perlu juga diperluaskan kepada semua golongan awam dankepentingan mereka. Seperti mana golongan Khawarij, golongan ini menuntutkomitmen kesetiaan dan ketaatan yang total. Bagi mereka, seseorang itu dilihat darisegi status keagamaannya, hanya berada dalam dua keadaan semata-mata; samadaIslam ataupun Golongan Kristian dan Yahudi dianggap sebagai kafir, dan bukannya sebagai AhliKitab kerana hubungan mereka dengan kuasa kolonialisme barat dan dipandang sebagai rakan rapat dalam sebuah konspirasi Yahudi-Kristianmelawan Islam dan dunia Generasi muda Islam digalakkan untuk terlibat di dalam memerangi golongan kafirsebagai anti tesi kepada golongan Islam, yang dikatakan bakal memperoleh statusmati syahid seandainya sanggup mengorbankan dirinya dalam pengeboman beranimati. 88 Amir Santoso 2007, “ Radikalisme Dan Terorisme Di Indonesia “,Dalam Edit Mohd Izani Mohd Zain,Demokrasi Dan Dunia Islam Perspektif Teori Dan Praktik, Kuala Lumpur Penerbit UM h. 323-33889 Haedar Nashir 2007, Gerakan Islam Syariat Reproduksi Salafafiyah Ideologis Di Indonesia, Jakarta PSAP, 8. Mengikut pemahaman golongan ini, nisbah Islam yang paling murni hanya bolehdidapati di kawasan Mekah dan Madinah, manakala ajaran Islam yang dipegang olehpenganut Islam di luar kawasan ini Islam pinggiran penuh dengan pelbagai unsurkhurafat dan bid’ dengan usaha dakwah yang dijalankan oleh golongan ini, masyarakatlebih disibukkan dengan isu-isu furu yang remeh, sedangkan masih ada lagi isu lain yangpenting untuk ditonjolkan seperti perpaduan dan perpecahan sesama umat Islam. Merekajuga terjebak dengan sifat eksklusif tertutup dan pendekatan self truth claimmenyebabkan ianya kurang dapat didekati oleh kalangan pengkaji daripada luar, apatahlagi hendak mengadakan intellectual discourse, memandangkan hanya pandangan merekasahaja yang dianggap sebagai paling betul dan menafikannya kepada pihak Nisbahketaksuban dan self truth claim yang dimiliki oleh golongan ini akan dijadikan sebagaibukti oleh media barat untuk menunjukkan sifat kekerasan yang dimiliki oleh sesetengahpenganut Nisbah negatif ini telah menjadi semacam suatu sifat stereotype untukmasyarakat Islam, yang diulas oleh Ghazali Basri sebagai; “ The stereotypes can be summarised thus Muslims have a fierces, merciless andauthoritarian God; their prophet is potrayed as highly setidaked and lacking inpropriety; their Islamic rites as mechanistic and tedious; the family life ofMuslims and their woman is potrayed as living in traumas and at the mercy oftheir husbands. The above stereotypes re a commonplace phenomena in almostevery Muslim country, as for the Malaysian and Indonesian case they are noetidakception.”93 Wujudnya Perpecahan Sesama Umat Islam Kerana Perbezaan Fahaman PolitikPertelingkahan masyarakat Melayu dalam politik kepartian yang melampau bukansetakat telah menghakis dominasi ketuanan politik Melayu, bahkan juga telahmenyebabkan hilangnya perpaduan sesama Islam untuk menjayakan usaha soal ini, kita memberikan beberapa butiran kelemahan utama; 941. wujudnya politik kepartian menyebabkan timbulnya amalan politik yang tidak fenomena pemilihan ahli dibuat berasaskan kepada faktor kronisme ; siapa yang lebihmenunjukkan sifat taat setia yang tidak berbelah bagi kepada ketua. Tren ini untukjangka masa panjang telah mencetuskan bibit fanatisme yang amat parah. 9590 H. Abuddin Nata 2000, Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, Jakarta Rajawali Pres, 2000,h. 14391 Sebagai Maklumat Lanjut tentang gerakan Wahabism, Sila lihat Khaled M. Abou El-Fadl 2001, AtasNama Tuhan Dari Fikih Otoriter Ke Fikih Otoritatif, Terjemahan Oleh R. Cecep Lukman Yasin, Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, Khususnya H. vii-tidakvii92 Maklumat lanjut boleh didapati dalam Fawaz A. Gerges 1999, America And Political Islam; Clash OfCultures Or Clash Of Interest, Cambridge Cambridge university press, h. 21-2893 Lihat Just World Trust JUST, Terrorising The Truth The Shaping Of Contemporary Images Of IslamAnd Muslims In Media, Politics And Culture, Prosiding Kepada International Workshop Anjuran JustWorld Trust JUST Pada 7-9hb. Oktober 1995, H. Hamil 2004, UMNO Dalam Politik Dan Perniagaan Melayu, Bangi Penerbit UKM, h. 126-13195 Muhammad Kamal Hasan 1996, Toward Actualizing Islamic Ethical And Educational Principles InMalaysia, Kuala Lumpur ABIM, h. 23319 3. Golongan ulamak hanya bertindak sebagai alat justifikasi kepada program yangdijalankan oleh elit Wujudnya pengaruh sistem ekonomi Kapitalisme yang menyaksikan elit politikberkerja untuk menjaga kepentingan elit ekonomi daripada menjaga kepentinganmasyarakat Fenomena pemilihan ketua lebih berasaskan kepada budaya politik Parti Islam mengamalkan sikap skeptik terhadap semua program pembangunankerajaan, walaupun ianya terang-terangan mempunyai nilai tambah yang baik bagiprogram pembangunan Mementingkan medan politik untuk tujuan perjuangan Islam. Selain daripada mediumpolitik, mereka menafikan kepentingan bidang lain seperti pendidikan sebagai kaedahuntuk memperjuangkan ajaran Islam. 8. Sikap taasub kepada seseorang ulamak, seolah-olah ianya merupakan kata-kata suciyang wajib diikuti, tanpa menyedari ianya dibuat berdasarkan kepada tafsiran akalmanusia yang bersifat Terdapat kecenderungan masyarakat yangmemberikan tumpuan yang lebih kepada persoalan politik kepartian mengatasipersoalan intelektualism. Hal ini telah diamalkan oleh semua parti politik, yang manauntuk jangka panjangnya telah mengajar masyarakat untuk bersikap fanatik, bisu dantidak peka dengan pendapat yang benar yang diberikan oleh parti politik lain. Hal iniditegaskan oleh Abdul Rahman Embong dengan katanya, “ apabila faham kepuakanberasaskan parti menguasai pemikiran seseorang pengikut, maka kebenaran itudilihat berasaskan apa yang ditafsirkan oleh parti dan pemimpinnya......Mereka tidakdiasuh untuk berfikir secara kreatif, kritis dan strategik di luar bingkai kepentinganpolitik. Kesannya mereka tidak mampu berjiwa besar dan berfikiran luas untukmengangkat jiwa dan minda mereka melepasi kepentingan partisan tadi untukmelihat secara keseluruhan."98 Fenomena perpecahan masyarakat Melayu ini membabitkan parti pemerintah danparti pembangkang, walaupun kedua-duanya menganut dan mengamalkan ajaran Islamyang sama. Kedua-duanya lebih menekankan agenda yang terlalu politiking terhadapsesuatu isu yang timbul yang menyebabkan keduanya tidak dapat bersatu bagimemperjuangkan agenda dakwah Islam di KesimpulanSebagai rumusan akhir, kita dapat menyimpulkan beberapa perkara. Pertama,Islah dan Tajdid merupakan konsep dalaman Islam sendiri yang bertujuan melakukanusaha muhasabah dan penambahbaikian ummah Islam, akibat melupakan formula Islam96 Husin Mutalib 1990, Islam And Ethinicity In Malay Politics, Lihat Rahimin Affandi Abd. Rahim 2003, “ Konsep Fiqh Malaysia Untuk Tamadun Alam Melayu AlafBaru Suatu Analisa Terhadap Kepentingannya “ dalam Jurnal Pengajian Melayu, v. 13, h. Abdul Rahman Embong 2002, “ Faktor Ideologi Politik Dan Budaya Dalam Penutupan Minda MelayuIslam “, dalam Persidangan Isu Dan Proses Pembukaan Minda Umat Melayu Islam, anjuran DewanBahasa dan Pustaka, pada 29-31 Januari 2002, h. Shukri Ahmad 2001, “ Implikasi Pengaruh Ulama Terhadap Halatuju Perubahan Pemikiran PolitikMasyarakat Islam Wilayah Utara Semenanjung Malaysia Dari Tahun 1950an hingga 1990an “, dalamJurnal Usuluddin, bil. 14, h. 110-11120 sebenar. Kedua, gerakan Islah terawal yang dapat dikesan adalah proses islamisasi AlamMelayu yang kemudiannya meninggalkan impak Islam yang agak berkekalan diMalaysia. Ketiga, gerakan tajdid yang berlaku di zaman 1900-1940an telah melahirkangolongan sarjana Melayu yang kemudiannya mempengaruhi pembangunan sesuai dengan aksiom yang menegaskan usaha tajdid adalah bersifat kekalsehingga kiamat, kita dapat mengenalpasti beberapa masalah utama yang menjadipenghalang kepada pembangunan Islam yang lebih holistik di Malaysia. Maknanya,sebelum program dakwah yang berkesan dapat dijalankan, semua punca masalah ini perludiketahui, diperincikan dan dilakukan kaedah penyelesaian masalah yang sepatutnya. 21 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
DalamIslam, ihsan adalah seseorang yang melakukan perbuatan baik dan menahan diri dari dosa. Selain itu, ihsan merupakan pilar penting bagi umat Muslim selain iman. Ihsan tidak dapat dipisahkan dari iman dan Islam. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak boleh ditinggalakan keislaman seseorang sempurna.
- Dalam Al Quran, ada beberapa bacaan tidak seperti pada umumnya yang dibahas dalam Ilmu tajwid. Maksudnya, bacaan tersebut bukan bagian dari pada idgham, ikhfa, mad atau bacaan-bacaan lainnya yang biasa dibahas dalam Ilmu tajwid. Salah satu bacaan tersebut adalah bacaan imalah. Bacaan imalah dalam ilmu tajwid termasuk dalam pembahasan materi tentang gharib. Pengertian gharib sendiri adalah bacaan yang asing dan tidak biasa. Beberapa materi yang masuk dalam pembahasan tentang gharib dalam ilmu tajwid adalah tashil, naql, saktah, isymam juga imalah. Nah, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dirangkum dari berbagai sumber, penulis akan membahas mengenai bacaan imalah dalam Al Quran. Mungkin sebagaian orang belum tahu dan mengerti apa yang disebut dengan imalah. Bahkan mungkin karena termasuk dalam pembahasan gharib bacaan imalah ini masih begitu asing bagi sebagian orang. Yuk simak penjelasannya berikut ini! Baca Juga Buya Yahya Proses Perjalanan Ruh Setelah Manusia Mengalami Kematian 1. Pengertian Imalah Secara bahasa imalah artinya memiringkan atau membengkokkan. Perlu diketahui membengkokan bukan berarti bengkok. Tentu membengkokkan berbeda kasusnya dengan bengkok. Sedangkan menurut istilah imalah adalah memiringkan bunyi fathah ke arah kasrah. 2. Contoh Bacaan Imalah dalam Al Quran Bacaan imalah dalam Al Quran hanya terdapat atau ditemukan dalam satu ayat saja. Letak bacaan imalah tersebut hanya terdapat pada juz 12, yakni dalam surat Hud ayat 41. Berikut bunyi ayat tersebut وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ Pada ayat di atas contoh bacaan imalah adalah terdapat pada lafal مَجْرَاهَا tepatnya huruf ra' yang dibaca "majreeha" bukan "majrooha" sesuai dengan riwayat Imam Hafsh. Baca Juga Manfaat Luar Biasa dari Air Tajin, Ini Kata dr. Zaidul Akbar Namun, setidaknya perlu diketahui juga jika kita mengikuti bacaan-bacaan atau qiraat yang diriwayatkan oleh imam lain, bisa jadi contoh bacaan imalah akan lebih banyak lagi. Seperti misalnya dalam lafal وَالضُّحَى yang dibaca "wa dhuhe" bukan "wa dhuha" jika yang dibaca menurut riwayat imam yang lain. Terkini Senin, 6 Juni 2022 2243 WIB Muallimahsarah zainisri al islah kulim. *murid perlu memahami jenis laporan sama ada laporan lawatan, aktiviti persatuan,. Contoh karangan upsr / ppsr : Tempat pertama yang menjadi destinasi kami adalah sudut pameran buku terbaharu. Tandakan pada jawapan yang betul. Laporan ditulis untuk melaporkan sesuatu hal atau peristiwa. Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "islah" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. islah Ar n perdamaian tt penyelesaian pertikaian dsb;mengislahkan v mendamaikan kalau dl satu golongan terjadi perbedaan pendapat, perlu ada pihak ketiga yg menengahi dan ~ nya Bantuan Penjelasan Simbol a Adjektiva, Merupakan Bentuk Kata Sifat v Verba, Merupakan Bentuk Kata Kerja n Merupakan Bentuk Kata benda ki Merupakan Bentuk Kata kiasan pron kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, atau kata tanya cak Bentuk kata percakapan tidak baku ark Arkais, Bentuk kata yang tidak lazim digunakan adv Adverbia, kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain - Pengganti kata "islah" Kosakata Populer Sedang Dilihat Informasi Tentang Situs Merupakan situs penyedia data mengenai arti kata atau istilah dan cara pengejaannya beserta contoh kalimat yang disadur dari "Kamus Besar Bahasa Indonesia" atau yang biasa disingkat dengan KBBI. Tidak seperti beberapa situs web yang sama, kami mencoba untuk menyediakan berbagai fitur lain, seperti kecepatan akses, menampilkan dengan berbagai membedakan warna untuk jenis kata, tampilan yang tepat untuk semua web browser kedua komputer desktop, laptop dan ponsel pintar dan seterusnya. Fitur lengkap dapat dibaca di bagian fitur Online KBBI. Arti kata seperti kata "islah" di atas ditampilkan dalam warna yang membuatnya mudah untuk mencari entri dan sub-tema. Berikut adalah beberapa penjelasan Jenis kata atau Deskripsi istilah-istilah seperti n kata benda, v kata kerja dalam merah muda pink dengan menggarisbawahi titik. Arahkan mouse untuk melihat informasi tidak semuanya telah dijelaskan Makna 1, 2, 3 dan seterusnya ditandai dalam huruf tebal dengan latar belakang lingkaran Contoh penggunaan entri / sub entri yang ditandai dengan warna biru Contoh dalam Amsal ditandai di orange Ketika mengeklik hasil dari "Loading" daftar, hasil yang sesuai dengan kata Cari akan ditandai dengan latar belakang kuning Menampilkan hasil yang baik dalam kata-kata dasar dan derivatif, dan makna dan definisi akan ditampilkan tanpa harus kembali men-download data dari server Link cukup Permalink / Link indah dan mudah diingat untuk definisi kata, misalnya Kata 'teknologi' akan memiliki link di Kata 'konservatif' akan memiliki link di Kata 'rukun' akan memiliki link di Contoh Kata yang Mirip dengan kata "islah" yaitu iskemia • islah • isis • isit • gambling • isim • isentropik • isi • Zulkaidah • hore • isalohipse • isbat • iseng • isap • isak • aung • irus • Isa Almasih • irsyad • irung • cangkriman • ciling • inventaris • iritatif • ironis • ironi • onde-onde • paternalisme • gerutu • iritasi dll Sehingga link ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam menulis, baik pada jaringan dan di luar dikembangkan dengan konsep desain responsif, berarti bahwa penampilan website situs dari KBBI akan cocok di berbagai media, seperti smartphones Tablet pc, iPad, iPhone, Tab, termasuk komputer dan netbook / laptop. Tampilan web akan menyesuaikan dengan ukuran layar yang tambahan baru di luar KBBI edisi IIIMenulis singkatan di bagian definisi seperti yang, dengan, dl, tt, dp, dr dan lain-lain ditulis secara penuh, tidak seperti yang ditemukan di KBBI PusatBahasa.✔ Informasi tambahanTidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 surat, semua akan ditampilkan. Jika hasil pencarian dari "Loading" daftar sangat besar, hasil yang dapat langsung diklik pada akan terbatas jumlahnya. Selain itu, untuk beberapa kata pencarian, sistem akan hanya mencari kata-kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya apa yang dicari adalah "water, minyak, dissolve", sehingga hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan membubarkan beberapa kata pencarian dapat dilakukan dengan memisahkan setiap kata dengan tanda koma, misalnya mengajar, program, komputer untuk menemukan kata-kata pengajaran, program dan komputer. Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam "base words" kolom dan hasil dalam bentuk kata-kata turunan akan ditampilkan dalam "Loading" kolom. Ini banyak kata pencarian akan hanya mencari kata-kata dengan minimal 4 Surat panjang, jika sebuah kata yang 2 atau 3 Surat panjang, kata akan data arti kata yang terdapat di website ini merupakan hak cipta dari situs resmi KBBI yang beralamat di Jika anda menemukan padanan kata atau arti kata yang menurut anda tidak sesuai atau tidak benar, maka anda dapat menghubungi ke pihak Badan Bahasa KEMDIKBUD untuk memberikan kritik atau saran Berikut adalah informasi kontak dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur. Telepon 021 4706287, 4706288, 4896558, 4894546. Faksimile 021 4750407 Email [email protected]
Islahrekonsiliasi adalah sebuah upaya mendamaikan atau membuat harmonisasi antara dua atau beberapa pihak yang berselisih. Dan allah adalah maha kuasa. Dan allah maha pengampun lagi maha penyayang. Contohnya adalah Komisi Internasional Peninggalan Kebudayaan Islam yang menangani masalah-masalah yang menyangkut pemeliharaan hasil
The advent of the Islah movement in Malay Peninsula during the early twentieth century challenged the status quo and the existing political and religious institutions. It created a major controversy and tension between the reformists and those supporting the existing order. Consequently, some Muslims were suspicious of the reformists. This was primarily due to their non-adherence to the Shafi’i school of Islamic law, which was adopted by the majority of Muslims not only in Malay Peninsula, but the Nusantara in general. Amid such controversy, some people overlook and even dismiss the contribution of the reformists. Therefore, this article re-examines both the short and long-term contribution of the Islah movement to Malay society. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 12 SUMBANGAN GERAKAN ISLAH TERHADAP PERKEMBANGAN NASIONALISME DAN PENDIDIKAN ISLAM DI TANAH MELAYUTHE CONTRIBUTION OF THE ISLAH MOVEMENT TO THE DEVELOPMENT OF NATIONALISM AND ISLAMIC EDUCATION IN PRE-INDEPENDENT MALAYSIA Hafiz Zakariya Jabatan Sejarah dan Tamadun, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia. Emaill hafizz Received date 22-09-2019 Revised date 24-10-2019 Accepted date 29-10-2019 Published date 12-12-2019 To cite this document Zakariya, H. 2019. Sumbangan Gerakan Islah Terhadap Perkembangan Nasionalisme dan Pendidikan Islam di Tanah Melayu. International Journal of Heritage, Art and Multimedia, 27, 12-23. DOI __________________________________________________________________________________________ Abstrak Kemunculan gerakan Islah di Tanah Melayu pada awal abad dua puluh mencabar status quo dan institusi-institusi keagamaan dan pemerintahan yang sedia ada. Justeru itu sebahagian umat Islam mencurigai kehadiran reformis dalam masyarakat. Ini ekoran pegangan mereka yang kontroversi terutamanya dalam isu fiqh yang tidak berpegang kepada mazhab Shafi’i yang diikuti oleh majoriti umat Islam bukan sahaja di Tanah Melayu bahkan di Nusantara seluruhnya. Dalam arus kontroversi sebegitu, sumbangan mereka mungkin tidak mendapat pengiktirafan yang sewajarnya. Justeru itu, makalah ini membincangkan sebahagian daripada peranan dan sumbangan gerakan Islah terhadap masyarakat di Tanah Melayu. Terdapat penulis yang menyatakan golongan Islah gagal dalam dalam misi mereka di Tanah Melayu, kajian ini meneliti semula sumbangan gerakan Islah di Tanah Melayu terutamanya dengan mengambil kira sumbangan jangka panjang terhadap perkembangan masyarakat di Tanah Melayu. Kata Kunci Gerakan Islah, Islah di Malaysia, Islam di Malaysia, Konflik Kaum Muda- Kaum Tua Makalah ini adalah satu penambahbaikan kepada kertas kerja yang dibentangkan dalam Nadwah Ulama Nusantara VIII, anjuran Kerajaan Negeri Sarawak, Majlis Islam Sarawak dan Fakulti Pengajian Islam, UKM, di Kucing, Sarawak pada 23-25 Oktober, 2018. Volume 2 Issues 7 [December, 2019] pp. 12-23] International Journal of Heritage, Art and Multimedia eISSN 2600-8262 Journal website 13 Abstract The advent of the Islah movement in Malay Peninsula during the early twentieth century challenged the status quo and the existing political and religious institutions. It created a major controversy and tension between the reformists and those supporting the existing order. Consequently, some Muslims were suspicious of the reformists. This was primarily due to their non-adherence to the Shafi’i school of Islamic law, which was adopted by the majority of Muslims not only in Malay Peninsula, but the Nusantara in general. Amid such controversy, some people overlook and even dismiss the contribution of the reformists. Therefore, this article re-examines both the short and long-term contribution of the Islah movement to Malay society. Keywords Islah Movement, Muslim Reform In Malaysia, Kaum-Muda-Kaum Tua Dispute, Islam In Malaysia ___________________________________________________________________________ Pendahuluan Secara umumnya, Islah merupakan usaha untuk mengembalikan sesuatu keadaan kepada suatu keadaan yg betul, tepat dan selaras dengan ajaran Islam yang sebenar Kamus Dewan, 2010. Menurut Ibn Manzur, daripada segi bahasa, Islah adalah berlawanan kepada kerosakan fasad. Islah ialah suatu fenomena yang berlaku sepanjang sejarah umat Islam. Kajian yang sedia ada sering membahagikan ulama di Tanah Melayu kepada dua kelompok utama iaitu tradisionalis mereka yang berpegang kepada mazhab Shafi’i dan reformis/Islah. Rata-ratanya, ulama berorientasikan Islah ditujukan kepada mereka yang dipengaruhi oleh pemikiran Abduh sedangkan individu serta gerakan yang menyumbangkan kepada proses Islah lebih luas dan tidak terhad kepada “Kaum Muda” sahaja. Contohnya, aliran pemikiran Islam yang dipengaruhi Shah Wali Ullah al-Dihlawi di Kelantan juga adalah sebahagian daripada rantaian gerakan Islah. Namun secara praktikal, dalam makalah ini, gerakan Islah merujuk kepada golongan yang dipengaruhi oleh pemikiran Abduh, dipelopori oleh Sheikh Tahir Jalaluddin, Haji Abbas Taha dan lain-lain pada awal abad ke-20. Tarikh sebenar kemunculan aliran tersebut di Tanah Melayu tidak dapat dikenal pasti secara tepat. Secara umumnya, ia muncul pada awal abad ke-20. Tahun 1906 dianggap tarikh penting dalam gerakan Islah dengan terbitnya majalah al-Imam di Singapura. Gerakan Islah di Tanah Melayu muncul sebagai suatu tindak balas dalaman internal response terhadap fenomena kemunduran umat Islam di negara ini. Ia berlaku dalam suasana pencerobohan penjajah Barat terhadap Tanah Melayu, kebanjiran jumlah kaum imigran yang ramai serta pencapaian ekonomi Melayu yang keterbelakangan berbanding dengan kaum imigran lain. Justeru itu para pelopor Islah percaya bahawa umat Islam sedang mengalami kemunduran dan krisis yang parah. Mereka berkeyakinan bahawa usaha-usaha Islah adalah penting untuk mengembalikan masyarakat ke landasan yang betul. Dalam menjalankan usaha Islah tersebut, mereka menekankan pemulihan ajaran Islam yang murni dalam masyarakat dan pengubahan sikap agar mereka dapat keluar dari belenggu kemunduran ekonomi dan kebekuan intelektual. Gerakan Islah di Tanah Melayu berpusat di kawasan bandar terutamanya di negeri-negeri Selat, di mana dengan ketiadaan Raja-Raja Melayu, kaum Islah dapat menyebarkan pemikiran dan menjalankan aktiviti-aktiviti secara lebih bebas. Menurut Roff 1967, h. 82 Singapura dan Pulau Pinang menjadi “ sanctuaries or sniping posts for those who were in conflict with the religious authorities in the states and in addition, as the only sizable urban concentrations of Muslims, provided a ready audience for doctrines of the new style” 14 Kaum Islah yang dipelopori oleh Sheikh Tahir dan Syed Sheikh al-Hadi di Tanah Melayu dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Abduh. Menurut Roff 1967, h. 213 “It al-Imam was deeply and directly influenced by al-Manār Salafīyya movement in Cairo on whose journal of that name it was modeled, and whose contents it often reproduced, and its links with Middle East are further reflected in its promotion of the first modern-style Islamic school.” Majalah al-Imam merupakan antara bukti lain menunjukkan pengaruh Abduh ke atas golongan Islah di Tanah Melayu. Banyak artikel yang disiarkan dalam al-Imam adalah terjemahan dan olahan ide-ide yang asalnya muncul di majalah al-Manār. Sebagai contoh, bahagian pengarang dalam keluaran ke-12 yang menyatakan pendirian al-Imam sebagai musuh ketat kepada sebarang bentuk bid’ah, kepercayaan karut dan taklid kepada budaya asing mungkin bersumber daripada objektif al-Manar yang disediakan oleh Rashid Rida. Artikel al-Imam dalam keluaran pertama bertajuk Tugas yang Sepatutnya berkemungkinan besar ialah olahan ucapan Abduh yang disampaikan di Beirut Othman, 1994. Kemunculan gerakan Islah memberikan cabaran besar terhadap institusi dan amalan agama yang sedia ada kerana golongan Islah mengkritik sistem-sistem yang sedia ada di Tanah Melayu. Tindakan gerakan Islah menyeru supaya umat Islam kembali kepada sumber-sumber ajaran Islam – Qur’an dan Sunnah secara langsung berbanding dengan mengikut pandangan mazhab Shafi’i mewujudkan sebuah kontroversi besar dalam masyarakat. Justeru itu, golongan Islah dipandang dengan penuh curiga dan sebahagian aktiviti mereka diboikot oleh umat Islam arus perdana di Tanah Melayu. Di tengah kontroversi yang panas sebegitu, sumbangan gerakan Islah kepada masyarakat sering dilupakan. Justeru itu, makalah ini menganalisis peranan dan sumbangan gerakan Islah terhadap masyarakat dalam dua bidang pembentukan semangat kebangsaan dan proses pembaikan sistem pendidikan Islam. Sorotan Literatur Kajian-Kajian Awal tentang Islah di Tanah Melayu Persoalan Islah di Tanah Melayu menarik minat banyak kajian. Sorotan literatur ini tidak memberikan sebuah analisis menyeluruh dan mendalam tentang topik ini. Sebaliknya, ia menganalisis kajian-kajian terawal tentang Islah di Tanah Melayu yang dilakukan pada 1960an hingga 1980an. William Roff 1962 melalui makalah bertajuk “Kaum Muda-Kaum Tua Innovation and Reaction amongst the Malays, 1900-1941” memberikan sebuah gambaran umum terhadap kemunculan gerakan Islah di Malaya. Ia turut membincangkan biografi ringkas pemimpin gerakan Islah seperti Tahir Jalaluddin, Syed Sheikh al-Hadi, dan Abbas Taha. Roff menyatakan bahawa golongan reformis di Malaya telah dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Abduh. Beliau menambah bahawa walaupun para reformis Muslim memberikan sumbangan penting dalam mebangkitkan semangat kesedaran umat Islam di Malaya, ia gagal menubuhkan sebuah gerakan massa yang mampu membawa perubahan secara meluas. Bila makalah ini mula diterbitkan kira-kira 60 tahun yang lalu, ia boleh dianggap sebagai karya yang menawarkan pandangan-pandangan yang baru terhadap perkembangan Islah di Malaya. Namun ia juga tidak memberi jawapan kepada beberapa persoalan penting. Sebagai contohnya, tahap pengaruh Abduh ke atas reformis di Malaya tidak dianalisis secara mendalam. Makalah ini kemudiannya turut dimasukkan sebagai satu bab penting dalam karya William Roff yang terkenal, The origins of Malay nationalism 1967. 15 Zaki Badawi 1965 menghasilkan sebuah tesis Doktor Falsafah bertajuk Modern Muslim Thought in Egypt and its Impact on Islam in Malaya. Badawi membahagikan kajiannya kepada dua bahagian utama. Bahagian pertama yang merupakan fokus kajian ini membincangkan pemikiran Jamal al-Din al-Afghani, Abduh, and Rida. Namun Badawi hanya membincangkan kesan pemikiran Islam di Mesir tehadap Malaya secara sepintas lalu. Badawi memperuntukkan hanya enam 6 halaman membincangkan perkembangan Islah di Malaya manakala perbincangan umum tentang Islam di Malaysia juga ringkas sekitar tiga belas 13 halaman sahaja. Sarim Mustajab 1975 Islam dan Perkembangannya dalam Masyarakat Melayu di Semenanjung Tanah Melayu memberikan sebuah analisis yang lebih mendalam terhadap perkembangan Islah di Malaya. Pengarang menggunakan kaedah thematic dalam membincangkan perkembangan Islam di Tanah Melayu, 1900-1940. Berbeza dengan Roff dan Badawi, Sarim membincangkan biografi tokoh-tokoh Islah secara lebih mendalam. Sarim tidak bersetuju dengan pandangan Roff bahawa reformis gagal membentuk persatuan massa di Tanah Melayu. Walaupun Sarim bersetuju bahawa perkembangan Islah mula pudar pada tahun 1930an; namun ia tidak berkubur begitu sahaja kerana idea-idea golongan reformis telah diambil oleh umat Islam yang beraspirasikan Islah. Kemudian, mereka telah menubuhkan persatuan-persatuan massa yang penting di Malaya. Melalui cara ini, aspirasi Islah tidak hilang begitu sahaja malah tetap berkembang dalam gerakan-gerakan massa yang ditubuhkan. Sidek Hj. Fadzil 1978 Ash-Shaykh Muhammad Abduh Suatu tinjauan kritis terhadap pemikirannya dan rumusan mengenai pengaruhnya dalam masyarakat Melayu, memberikan analisis yang mendalam terhadap pemikiran Abduh serta mebincangkan pengaruh Abduh terhadap masyarakat Melayu dalam satu bab khas. Fadzil menyatakan bahawa pemikiran Abduh memberikan impak bermakna terhadap masyarakat Melayu. Kajian ini memberikan maklumat yang penting dalam memahami perkembangan Islah di Malaya. Abu Bakar Hamzah 1981 Al-Imam and Its Role in Malay Society 1906-1908 memberi tumpuan terhadap majalah reformis, Al-Imam. Ia membincangkan kandungan majalah ini secara mendalam. Bagaimanapun selain daripada analisis tentang Al-Imam, ia hanya membincangkan tokoh-tokoh Islah secara ringkas. Isu-isu lain yang berkaitan tentang Islah juga tidak dibincangkan dengan mendalam. Biarpun begitu, sumbangan utama Abu Bakar Hamzah ialah menyediakan sebuah dokumentasi mendalam tentang al-Imam. Safie Abu Bakar 1985 Muslim Religious Thought in Malaya, 1930-1940 menganalisis trend pemikiran yang lebih meluas di Malaya pada tempoh 1930-1940. Ia memberi tumpuan terhadap pemikiran 3 kelompok utama tradisionalis; reformis; dan golongan berpendidikan Inggeris; dalam bidang kalam, fiqh , politik, sosial dan ekonomi. Safie membincangkan perkembangan pemikiran dan hubungkaitnya yang rapat dengan sejarah dan konteks realiti pada zaman tersebut. Beliau menyatakan bahawa perkembangan pemikiran Muslim pada zaman tersebut dipengaruhi oleh tiga masalah utama kemunduran orang Melayu, kesan penjajahan dan perkembangan Islah. Sebagai kesimpulan kajian-kajian awal yang dilakukan terhadap perkembangan Islah di Tanah Melayu banyak memberi manfaat kepada kita. Dalam masa yang sama, masih banyak 16 ruang untuk para pengkaji menyumbang dengan menumpukan kepada aspek yang tidak diterokai sepenuhnya oleh kajian-kajian terdahulu. Sebagai contohnya kajian sedia ada mengabaikan sejarah sosial penyebaran fahaman Islah di Malaya serta perbandingan perkembangan Islah di Malaya dan Indonesia. Dengan mengetahui jurang pengetahuan yang sedia ada, para pengkaji dapat memberi sumbangan dan tafsiran baru terhadap kajian Ilmiah tentang Islah di Malaysia. Pemimpin dan Ahli Gerakan Islah Pada mulanya, kebanyakan pemimpin-pemimpin utama Islah di Tanah Melayu berasal dari Indonesia, negara-negara Arab ataupun berdarah India-Muslim. Kemudian ia menarik minat masyarakat Melayu tempatan. Mereka yang dipengaruhi oleh gerakan Islah boleh dibahagikan kepada dua kelompok. Pertama, golongan yang mendapat pendidikan Islam sama ada di dalam atau luar Nusantara - terutamanya Asia Barat dan Asia Selatan. Tokoh-tokoh Islah daripada kumpulan ini diwakili oleh mereka seperti Sheikh Tahir, Syed Syeikh al-Hadi, Haji Abbas Taha dan Sheikh Abdullah al-Maghribi. Golongan kedua yang menyokong idea Islah terdiri daripada golongan bukan ulama yang tertarik dengan idea Islah. Mereka termasuk kakitangan kerajaan yang mendapat pendidikan Barat, wartawan, penulis dan cendekiawan seperti Za’ba. Zakariya, 2011 Masih kurang jelas berapakah jumlah sebenar mereka yang menyokong gerakan Islah di Tanah Melayu. Ini kerana penyokong-penyokong Islah tidak menubuhkan sebarang persatuan secara rasmi dan hanya tersusun secara longgar tanpa sebarang organisasi, keahlian dan struktur autoriti yang jelas Safie Ibrahim, 1985. Sebaliknya, di Indonesia, salah sebuah gerakan Islah yang terkenal di sana, Muhammadiyyah menubuhkan organisasi secara formal, serta mempunyai struktur, kepimpinan, keahlian dan perlembagaan yang jelas. Justeru tiada organisasi seumpamanya di Tanah Melayu bagi golongan Islah adalah sukar memberi data tepat tentang keahliannya. Justeru itu, kita tidak mengetahui jumlah sebenar mereka yang menyokong gerakan Islah di Tanah Melayu, dan hanya boleh membuat anggaran berdasarkan sumber-sumber yang sezaman. Menurut Sidney dan Thompson 1926, h. 49 “a young Malay officer who is on probation in the government service…is one of a party known as the Young Malays, who are attempting to reform their elders and to bring order out to sic. of chaos. At the present in the 1920’s there are fewer than a hundred of these young men, but they are beginning to make themselves felt.” Virginia Thompson 1943 menyatakan bahawa “In the early postwar period the reformist were represented by Kaum Muda, a party of about a hundred young Malays from the nascent middle class who attempted to progress along the Western lines against the blind prejudices of their elders. The conservative group, Kaum Tua, simply wanted to return to the old ways, and denounced the reformists as worse than idolaters and Christians” Maklumat-maklumat di atas mendakwa bahawa jumlah pengikut gerakan Islah adalah sangat kecil; Menurut anggaran Thomson sekitar 100 orang manakala Sidney mendakwa kurang dari 100. Bagaimanapun, Ibrahim Abu Bakar 1994 berhujah bahawa anggaran-anggaran yang diberikan oleh pemerhati-pemerhati Barat tersebut kemungkinan besar hanya mewakili keadaan dan jumlah di bandar-bandar utama di Tanah Melayu tidak termasuk kawasan luar bandar yang turut mempunyai pengikut-pengikut Islah biarpun tidak ramai. Jadi Ibrahim Abu Bakar menegaskan walaupun pengikut Islah ialah minoriti jumlah mereka melebihi anggaran yang diberikan oleh Thompson dan Sidney. 17 Persamaan pemikiran antara gerakan Islah di Tanah Melayu dan para reformis di Asia Barat bukanlah secara kebetulan. Bahkan karya-karya Islah dari Asia Barat dan hubungan dan rangkaian intelektual di antara mereka sudah wujud. Interaksi antara al-Manar dan Nusantara berlaku secara aktif pada awal kuruk ke-20. Contohnya pembaca-pembaca al-Manar di Nusantara menulis dan bertanyakan al-Manar tentang pelbagai persoalan teologi, ekonomi, alam sekitar, politik dan kemajuan teknologi. Dialog ini menunjukkan interaksi yang aktif di antara dua dunia Islam Asia Barat dan Nusantara. Impak Gerakan Islah di Tanah Melayu Adakah golongan Islah membawa impak yang besar dalam masyarakat Melayu? Bolehkah usaha mereka dianggap kejayaan atau kegagalan? Bagi menganalisis soalan-soalan tersebut, adalah penting kita bertanya kriteria apakah yang diguna pakai dalam menentukan tahap impak dan kejayaan Islah di Tanah Melayu. Adakah impak tersebut dinilai berdasarkan jumlah pengikut yang dipengaruhi aliran Islah? Jika itulah kayu ukurnya maka bolehlah kita menganggap gerakan Islah gagal kerana daripada segi kuantitinya, hanya golongan minoriti yang dipengaruhi oleh pemikiran Islah. Manakala majoriti kaum Muslim, sebaliknya memandang gerakan Islah secara negatif. Bagi menghalusi perkara ini, kita perlu memahami latar belakang sejarah dan politik tanah Melayu pada ketika itu yang menghalang golongan Islah daripada mencapai pengikut yang ramai. Faktor pertama berkait rapat dengan struktur sosial masyarakat Tanah Melayu pada ketika itu. Adalah baik kita membuat perbandingan ringkas antara struktur sosial di Tanah Melayu dan Hindia Timur Indonesia pada zaman penjajahan dan bagaimana fenomena ini menyumbangkan kepada perkembangan gerakan Islah di kedua-dua tempat. Di Hindia Timur kemerosotan kuasa aristokrat tradisional sudah berlaku sejak awal kurun dua puluh apabila Belanda memberi kesempatan kepada rakyat Indonesia mendapat pendidikan Barat. Natijahnya, muncullah golongan elit baru, sebagai produk pendidikan Belanda. Bahkan, kelas sosial yang baru juga tercipta ekoran diversifikasi ekonomi kolonial. Benda, 1970 Di bawah penjajahan Inggeris, sebaliknya, aristokrat tradisional dan secara umumnya, struktur sosial orang Melayu tidak terganggu, bahkan kekal utuh. Begitu juga diversifikasi ekonomi kolonial hanya memberi kesan kepada kaum imigran, bukan orang Melayu. Penerusan struktur sosial yang sedia ada dan pengekalan kuasa tradisional aristokrat dan Raja-Raja, memperlahankan proses kemunculan golongan elit baharu yang akan memimpin masyarakat Melayu. Keadaan-keadaan ini menjejaskan kelancaran perkembangan gerakan Islah kerana golongan penguasa tradisional masih berkuasa. Sebenarnya, di Hindia Timur sendiri penentangan terhadap Islah aliran Abduh juga kuat, namun di sana kaum Islah tidak berhadapan dengan penguasa/aristokrat yang masih banyak mengekalkan kuasa tradisional mereka Benda, 1970. Lebih dari itu kedudukan pemimpin tradisional sebagai kuasa yang kuat dalam masyarakat Melayu diperkukuhkan lagi dengan proses birokrasi Islam. Ia bermula secara rancak dengan permulaan penjajahan Inggeris pada penghujung kurun ke-19 dan awal kurun ke-20. Memandangkan kuasa sekular Raja-Raja Melayu sudah merosot, Inggeris memberikan mereka kuasa penuh mentadbir hal ehwal budaya Melayu dan Islam. Kakitangan birokrasi Islam tersebut seperti Majlis Agama Islam secara eksklusifnya dilantik di kalangan ulama’ tradisional. Golongan Islah dinafikan pelantikan itu kerana aliran ajaran Islam mereka dianggap merbahaya dan mengancam status quo. Biarpun begitu, tokoh alim reformis, yang sangat dihormati hatta di kalangan ulama’ tradisional seperti Syeikh Tahir sekurang- 18 kurangnya disenarai-pendekkan shortlisted untuk jawatan-jawatan penting dalam pentadbiran Islam di negeri-negeri Melayu. Melalui hubungan yang rapat dengan Sultan Idris Perak, Syeikh Tahir pernah dilantik sebagai penasihat agama dan Pembantu Qadi untuk tempoh yang singkat. Tetapi, golongan reformis tidak dilantik untuk jawatan-jawatan penting seperti mufti dan Qadi Zakariya, 2005. Sesungguhnya, kerjasama yang erat di antara ulama’ tradisional dan golongan elit pemerintah Melayu menjadi halangan yang besar dalam penyebaran aliran Islah di Tanah Melayu. Bahkan golongan Islah turut menghadapi halangan oleh kuasa undang-undang negeri-negeri Melayu yang mengharamkan tulisan-tulisan golongan Islah. Untuk mengehadkan lagi penyebaran pemikiran Islah akta-akta yang mengekang kebebasan diperkenalkan. Sebagai contoh, pada 1904, The Muhammadan Laws Enactment, bahagian 9 menghalang sebarang bentuk ajaran agama dan penyebaran bahan cetak agama tanpa mendapat kelulusan Majlis Agama . Seterusnya pindaan akta tersebut pada tahun 1925, memberi amaran bahawa sesiapa yang mencetak penulisan agama tanpa kelulusan Raja-Raja boleh dipenjarakan atau didenda sebanyak $200. Khalil Hussein, 1958. Fatwa dan media rasmi mengecam ajaran-ajaran Islah sebagai ajaran yang menyeleweng dan di luar Islam. Sebahagian aktivis Islah dan penerbitan dihalang memasuki negeri-negeri Melayu. Selain daripada keadaan sosial dan politik yang tidak membantu, pendekatan yang diambil sebahagian tokoh Islah dalam menyebarkan ajaran mereka juga menyebabkan masyarakat marah dan menjauhkan diri daripada gerakan Islah. Sebagai contoh, isu yang menerima perhatian besar golongan Islah ialah penekanan kepada kembali kepada shariah dan penolakan mengikut mazhab Shafi’i. Pendekatan ini memberikan lebih banyak keburukan kepada mereka. Ini kerana masyarakat Melayu sangat konservatif dan sangat kuat berpegang kepada mazhab Shafi’i. Oleh itu sebarang usaha menolak mazhab Shafi’i sering kali dianggap penolakan terhadap Islam sendiri dan semakin menjauhkan majoriti masyarakat Melayu daripada aliran Islam. Jelas pendekatan sedemikian tidak membantu mereka mendapatkan pengikut yang ramai di Tanah Melayu. Ada pendapat yang menyatakan bahawa gerakan Islah mula sirna pada tahun 1930an dan peranan mereka dalam masyarakat Melayu “had been overtaken by secular and political movements Roff, 1962. Pandangan ini dibuat atas alasan kaum Islah gagal untuk menubuhkan sebarang parti politik atau gerakan massa yang mampu membawa perubahan yang besar dalam masyarakat. Justeru itu mereka dianggap gagal dalam merealisasikan impian menyebarkan Islah di tanah Melayu. Hujah tersebut perlu dihalusi dan dikaji semula dengan teliti kerana ia kurang adil kepada kaum Islah kerana mereka perlu dinilai bukan sahaja berasaskan apa yang gagal dicapai tetapi faktor-faktor yang menyumbang kegalalan tersebut perlu dianalisis. Di samping itu, pencapaian-pencapaian utama mereka yang lain juga perlu diambil kira Zakariya, 2011. Walaupun gerakan Islah tidak mendapat penyokong-penyokong yang ramai, mereka pada hakikatnya membuat sumbangan yang amat besar kepada masyarakat Melayu. Pencapaian utama mereka ialah untuk menyedarkan atau mencetus kesedaran masyarakat Melayu tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang menghantui mereka. Melalui majalah-majalah dan tulisannya bertemakan Islah, mereka menulis tentang realiti masalah yang melanda masyarakat. William Roff 1967, h. 59 meringkaskan sumbangan kaum Islah seperti berikut 19 Al-Imam was a radical departure in the field of Malay publications, distinguished from its predecessors both in intellectual stature and intensity of purpose and in its attempt to formulate a coherent philosophy of action for a society faced with the need for rapid social and economic change Justeru gerakan Islah muncul pada awal kurun ke-20, ketika gerakan nasionalisme yang tersusun belum muncul di Tanah Melayu, membuatkan sumbangan mereka dalam meniupkan kesedaran masyarakat menjadi sangat penting. Menurut Soenarno 1960 melalui pemikiran-pemikiran mereka yang baharu dan kontroversi, kaum Islah telah menyedarkan masyarakat Melayu tentang masalah dan peristiwa yang berlaku pada ketika itu. Perkembangan ini membolehkan masyarakat Melayu didedahkan kepada persoalan politik yang membuka jalan dalam membentuk sikap dan pandangan politik Melayu. Lebih dari itu, kepentingan fasa Islah pada awal kurun ke-20, bolehlah dianggap sebagai fasa pra-nasionalisme di mana pemimpin-pemimpin Islam berperanan sebagai perintis kepada semangat nasionalisme di Tanah Melayu. Seterusnya kesedaran tersebut menjadi semakin berkembang dan diambil alih oleh para pemimpin sekular pada tahun 1920an Soenarno, 1960; Zakariya, 2011. Golongan Islah juga memberi sumbangan yang penting di bidang pendidikan. Majalah-majalah gerakan Islah seperti al-Imam dan Saudara memberi penekanan peri pentingnya pendidikan sebagai alat untuk umat Islam mencapai kemajuan. Menurut Wan Suhana 2016, banyak artikel dalam Saudara membincangkan peri pentingnya pendidikan, isu pelajar Melayu di sekolah-sekolah Melayu dan Inggeris, pendidikan Islam, pendidikan wanita dan sebagainya. Justeru itu adalah jelas bahawa isu pendidikan sangat penting bagi gerakan Islah. Para pemikir Islah yang merasakan pendidikan tradisional Islam yang ditawarkan di pondok tidak mencukupi untuk menyediakan generasi muda menghadapi cabaran zaman, menggesa agar pendidikan Islam menjalani proses penambahbaikan dan transformasi. Biarpun pondok memberikan sumbangan kepada masyarakat, ia perlu menjalani perubahan bagi memenuhi tuntutan zaman dan cabaran moden. Ini kerana sistem pondok menggalakkan pemikiran tidak kritikal seperti hafalan tanpa betul-betul memahami apa yang dihafal. Ia juga tidak tersusun dengan mengumpulkan para murid bersama tanpa mengambil kira umur dan tahap kebolehan mereka. Amalan sedemikian dan ketiadaan peperiksaan menyebabkan majoriti pelajar tidak begitu bersungguh-sungguh dalam pelajaran. Melalui inspirasi pemikiran Abduh, kaum Islah mahukan sistem sekolah yang lebih tersusun yang mempunyai pentadbiran tersusun dan moden. Golongan Islah telah mempopularkan sistem madrasah yang mengintegrasikan antara pendidikan agama dan ilmu moden. Sistem pendidikan yang tersusun dan bersepadu ini mendapat sambutan baik dan mula menjadi ikutan sistem pendidikan Islam di negara ini. Bahkan sistem ini menjadi perintis kepada sistem pendidikan keagamaan yang bersifat seimbang dan menyeluruh, terutamanya di sekolah aliran Sekolah Menengah Kebangsaan Agama yang masih wujud hingga hari ini. Tiga buah madrasah yang ditubuhkan sebelum Perang Dunia Kedua— Madrasah Iqbal Islamiyyah di Singapura; Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah di Pulau Pinang; dan Ma’had al-Ihya al-Sharif di Gunong Semanggol, Perak – memainkan peranan penting dalam penyebaran pemikiran Islah di Tanah Melayu bahkan menjadi model ikutan pendidikan Islam di Tanah Melayu pada ketika itu. Madrasah Iqbal al-Islamiyyah ialah madrasah yang pertama ditubuhkan di Malaya . Ditubuhkan pada tahun 1908 di bawah naungan Raja Ali al-Ahmadi dari Riau, madrasah ini 20 mempunyai kurikulum yang luas merangkumi pelbagai subjek agama dan mata pelajaran moden Ibrahim Abu Bakar, 1994. Pada awalnya majoriti gurunya didatangkan dari Mesir dan Uthman Raf’at Affandi dilantik menjadi pengetua madrasah. Madrasah Iqbal Islamiyyah di Singapura mempunyai kemudahan yang lengkap seperti kerusi, meja, jadual, sistem kelas berbeza dan kurikulum yang lengkap merangkumi mata pelajaran Islam dan subjek-subjek moden seperti pengetahuan am, ilmu alam, logik, falsafah dan biologi. Sufean Hussin, 1993. Biarpun mempunyai sistem dan kurikulum sekolah agama yang terbaik di Malaya, madrasah menghadapi tentangan dan boikot daripada kalangan masyarakat Muslim tradisional. Justeru itu madrasah ini terpaksa ditutup setahun selepas dibuka kerana mengalami masalah kewangan dan telah dipindahkan ke Riau serta ditukarkan nama menjadi Madrasah al-Ahmadi Wan Suhana, 2016. Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah berkembang dari sekolah al-Qur’an yang didirikan oleh masyarakat Muslim berketurunan Arab di Pulau Pinang pada tahun 1916. Objektif asal madrasah al-Qur’an tersebut ialah untuk mengajar bacaan al-Qur’an serta ilmu fardhu ain Ibrahim Abu Bakar, 1994. Antara pengasas madrasah tersebut ialah sayid Mazhar Aidid, Sheikh Ali Bawazir, Sayid Umar al-saqah, Sayid Umar Mazhar dan Sheikh Hassan Baghdadi. Dengan kedatangan Syed Sheikh al-Hadi ke Pulau Pinang pada tahun 1918, madrasah ini telah mengalami perubahan pentadbiran. Al-Hadi yang dilantik menjadi pengetua madrasah ini, berazam untuk memodenkan Madrasah al-Masyhur. Beliau mengesyorkan perubahan dalam sistem pembelajaran dan pengajaran di madrasah al-Qur’an tersebut. Lokasi madrasah ini telah berpindah dari Lebuh Acheen ke sebuah tanah wakaf di Lebuh Teck Soon Ibrahim Abu Bakar, 1994. Bahkan madrasah ini diberi nama baru, Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah sempena nama seorang tokoh pemimpin Muslim di Pulau Pinang, Sayid al-Masyhur. Dari segi pentadbiran, lembaga pengelola sekolah telah ditubuhkan. Pengetua pertama Madrasah al-Masyhur adalah Al-Hadi sendiri yang memegang jawatan selama 3 tahun Wan Suhana, 2016. Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah, mengikut jejak langkah, madrasah Iqbal dengan menawarkan kurikulum pengajian yang menarik. Ia bukan hanya menawarkan subjek agama sahaja, tetapi juga menawarkan mata pelajaran moden seperti bahasa Inggeris. Sedapat yang mungkin, Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah di bawah pimpinan al-Hadi cuba melaksanakan sistem pendidikan sekolah Inggeris dan sekolah Melayu.Roff, 2009. Ia juga menolak pendekatan pelajaran pondok yang menekankan hafalan. Sebaliknya, Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah mengintegrasikan aktiviti di luar kelas yang relevan untuk mempertingkatkan pengalaman pelajar seperti penglibatan dalam pidato awam dan debat Wan Suhana, 2016. Sewaktu ia memulakan operasi, madrasah ini bermula dengan hanya 100 orang pelajar, dan ekoran pencapaiannya yang memberangsangkan, jumlah pelajar meningkat tinggi. Para pelajar lepasan madrasah ini memiliki kualiti yang baik. Pada tahun 1920an dan 1930an, ramai lepasan madrasah ini telah berjaya melanjutkan pengajian mereka di pusat pengajian tinggi di Dunia Arab. Bahkan, pada tahun 1930an, Madrasah al-Masyhur menawarkan biasiswa yang ditaja oleh kerajaan Arab Saudi kepada 25 orang pelajar pada setiap tahun. Ekoran pesat membangunnya Madrasah al-Masyhur ini, cawangan-cawangan madrasah ini turut dibuka. Pada tahun 1934, Madrasah al-Masyhur Wanita dibuka, dikuti cawangan lain di Sabak Bernam dan Balik Pulau Wan Suhana, 2016. 21 \Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah menarik minat bukan sahaja pelajar dari Pulau Pinang tetapi juga dari negeri lain di Malaya, Thailand dan Kalimantan. Satu sumbangan penting Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah ialah ia mempengaruhi penubuhan madrasah-madrasah lain di Malaya sebelum Perang Dunia Kedua. Para pelajar yang menamatkan pelajaran dari madrasah ini dan selepas pulang dari pusat-pusat pengajian Islam di Asia Barat khususnya, menubuhkan madrasah yang memiliki ciri yang serupa dengan Madrasah al-Masyhur al-Islamiyyah. Antara madrasah seumpama itu ialah Madrasah al-Diniah di Kampung Lalang , Madrasah al-Falaliah, Madrasah Ijtihadiah, Madrasah al-Iqtisadiah, Madrasah al-Masriah dan Madrasah di Padang Rengas. Kesemua madrasah ini menjadi pusat penyebaran pemikiran Islah di Tanah Melayu Ibrahim Abu Bakar, 1994. Struktur madrasah yang tersusun dan inovatif turut mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam di Tanah Melayu. Melalui usaha perintis golongan Islah, sistem pendidikan Islam yang lebih tersusun berkembang dengan pesat di Malaya dari 1920 hingga 1940an Roff, 1967. Pada ketika itu kira-kira 14 buah madrasah telah ditubuhkan di pelbagai tempat di Tanah Melayu. Sufean, Hussin, 1993. Natijahnya, pendidikan Islam yang lebih formal dan tersusun semakin berkembang di Tanah Melayu. Madrasah yang pertama ditubuhkan ialah Madrasah Iqbal di Singapura pada 1907 dan pada tahun 1913 , puluhan madrasah beroperasi di negeri Perak sahaja Rosnani Hashim, 1996. Pada peringkat awal penubuhan madrasah oleh golongan Islah pada awal kurun ke-20, ia dibiayai secara sendiri oleh para dermawan. Bagaimanapun, setelah sistem madrasah berkembang pesat di tanah Melayu, sebahagian madrasah di Perak dan Terengganu dibiayai oleh Raja-Raja Melayu. Tiada data yang tepat menunjukkan jumlah pelajar-pelajar di madrasah di seluruh negara pada ketika itu. Bagaimanapun, di negeri Kedah sahaja pada 1938 terdapat 24 buah madrasah dan 1,742 para murid. Khoo Kay Kim, 1991. Ini boleh memberikan gambaran kepada kita bahawa besar kemungkinan jumlah keseluruhan pelajar dan madrasah di seluruh negeri Melayu pada ketika itu sekitar sepuluh kali ganda daripada jumlah yang terdapat di Kedah. Sesungguhnya, transformasi pendidikan Islam dan perkembangan sistem madrasah yang pesat dan diterima luas oleh segenap lapisan masyarakat Melayu sama ada reformis atau tradisionalis ialah suatu tanda sumbangan penting reformis terhadap pendidikan Islam di negara ini. Kesimpulan Pendirian gerakan Islah yang kontroversi terutamanya penolakan sikap taqlid kepada mazhab Shafi’i meminggirkan mereka daripada masyarakat Muslim arus perdana. Lebih dari itu, keberanian mereka mengkritik para pemimpin feudal termasuk Sultan, pembesar dan ulama’ rasmi menyebabkan pemikiran mereka dianggap sebagai ancaman besar kepada status quo. Oleh sebab itulah, pemikiran dan peranan gerakan Islah dipandang dengan perasaan curiga; walhal biarpun terdapat pertikaian antara ulama’ Islah dengan ulama’ tradisional; gerakan islah turut memberikan sumbangan penting dalam masyarakat. Biarpun golongan Islah mempunyai kuantiti pengikut yang kecil, mereka telah membawa perubahan-perubahan penting dalam masyarakat terutamanya dalam merintis kesedaran nasionalisme serta memperbaiki sistem pendidikan keagamaan dengan mengemukakan model integrasi sebagai jalan tengah antara pondok dan sekolah Inggeris. Dengan cara itu, mereka yang mendapat pendidikan di madrasah yang bersifat seimbang dan holistik terdedah kepada isu-isu agama dan ilmu pengetahuan moden justeru dapat menangani cabaran-cabaran semasa yang dihadapi oleh umat Islam. Golongan Islah yang beroperasi di luar sistem politik dan pentadbiran keagamaan; berhadapan dengan pemerintah dan ulama’ tradisional yang menguasai Majlis 22 Agama Islam membuatkan tugas mereka sangat mencabar. Justeru cabaran yang sedemikian getirlah, sumbangan mereka kepada masyarakat Melayu cukup bermakna sekali. Memandangkan hakikat tersebut, walaupun gerakan Islah mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu, adalah tidak wajar usaha mereka dianggap gagal sama sekali. Sebaliknya mereka memberi sumbangan besar dalam membentuk perkembangan sikap keagamaan, pendidikan dan politik di negara ini. Rujukan Abu Bakar, I. 1994. Islamic modernism in Malaya The Life and Thought of Sayid Syekh al-Hadi 1867-1934. Kuala Lumpur University of Malaya Press. Abu Bakar, S. 1987. Islamic Religious Thought in Malaya, 1930-1940 diss, Columbia University. Dewan Bahasa dan Pustaka 2010. Kamus Dewan Edisi Keempat. Kuala Lumpur DBP Hamzah, 1991. Al-Imam Its role in Malay society. Kuala Lumpur Pustaka Antara. Hashim, R 1996. Educational Dualism in Malaysia Implications for Theory and Practice. Kuala Lumpur OUP. Henry, Benda. 1970. Southeast Asian Islam in the Twentieth Century The Cambridge History of Islam, eds. Holt, et al. London Cambridge University Press. Hussein, 1958. “The Department of Religious Affairs, Perak” honors academic exercise, University of Malaya. Hussin, S. 1993. Pendidikan di Malaysia Sejarah Sistem dan Falsafah. Kuala Lumpur DBP. Khoo Kay Kim 1991. Malay Society Transformation and Democratisation. Petaling Jaya, Malaysia Pelanduk Publications. Mustajab, 1975 Islam dan Perkembangannya dalam Masyarakat Melayu di Semenanjung Tanah Melayu. Tesis Sarjana, UKM. Othman, 1994. The Middle East Influence on the Development of Religious and Political Thought in Malay Society, 1880-1940 diss., University of Edinburgh. Roff, 1962. Kaum Muda Kaum Tua Innovation and Reaction amongst the Malays, 1900-1940. In Papers on Malayan History, edited by K. Tregonning. Singapore Malay Publishing House. Sidney. 1926. Malay Land “Tanah Melayu” Some Phases of Life in Modern British Malaya London Cecil Palmer. Sonenarno, R. 1960. Malay Nationalism, 1900-1945. Journal of Southeast Asian History. 1 1960 1-28. Virginia Thompson 1943. Postmortem on Malaya New York The Macmillan Company. Wan Suhana Wan Sulong 2016. Transforming education through integration Islamic reformism and religious education in Malaya, 1906-1957. Hamdard Islamicus, 39 1. pp. 35-59 Zakariya, H. 2005. Islamic Reform in Malaya The Contribution of Shaykh Tahir Jalaluddin. Intellectual Discourse, 131. Retrieved from Zakariya, Hafiz 2011. Awakening the Malays from slumber Islamic reform in twentieth century Malaya. In A. R. Tang Ed. Tradition modernity and Islam Revisiting history across the regions in the nineteenth and twentieth century pp. 139-162. Kuala Lumpur, IIUM Press. ________ 1967. The Origins of Malay Nationalism. New Haven and London Yale University Press. 23 _________. 1998 Patterns of Islamization in Malaysia, 1890s-1990s Exemplars, Institutions and Vectors. Journal of Islamic Studies 91998 210-228. _________ 2009. Studies on Islam and society in Southeast Asia. Singapore NUS Press. ... Thus, the pioneers of Islah in Malaya believed that reformation efforts were vital in getting the community back on track. In carrying out reformation, emphasis was given on the restoration of true and correct Islamic teachings within society as well as an overall attitude reform to enable the community to escape poverty and experience an intellectual revolution Zakariya, 2019. The Islah movement began in Egypt and was pioneered by Al-Afghani, 1839-1897Abduh, 1849Abduh, -1905Tahir, 1995. ...... Hence, the pioneers of Islah in Malaya believed that improvement efforts and purification Islah had become important in order to rectify the state of the people. In carrying out the Islah effort, they emphasised on the restoration of pure Islamic teachings in the society and the change of attitude in order to escape the shackles of economic decline and intellectual stagnation Zakariya, 2019. ... Hafiz ZakariyaReformation of religion does not entail changing the very teaching of Islam or the introduction of un-Islamic elements into Islam. Rather reformation of religion is a return to the original sources of Islam as practiced during the period of the Prophet SAS and early generations of muslims, unadulterated by the practices and beliefs that contravened Islam. This salafī reformist discourse, as the historical evidence shows, was adopted by Shaykh Tahir in his attempts to reform Islam in colonial Malaya. Rosnani HashimTypescript. Thesis Ph. D.-University of Florida, 1994. Vita. Includes bibliographical references leaves 393-409.Islamic modernism in Malaya The Life and Thought of Sayid Syekh al-Hadi 1867-1934I Rujukan Abu BakarRujukan Abu Bakar, I. 1994. Islamic modernism in Malaya The Life and Thought of Sayid Syekh al-Hadi 1867-1934. Kuala Lumpur University of Malaya Religious Thought in MalayaAbu BakarAbu Bakar, S. 1987. Islamic Religious Thought in Malaya, 1930-1940 diss, Columbia Its role in Malay societyDewan Bahasa Dan PustakaDewan Bahasa dan Pustaka 2010. Kamus Dewan Edisi Keempat. Kuala Lumpur DBP Hamzah, 1991. Al-Imam Its role in Malay society. Kuala Lumpur Pustaka Asian Islam in the Twentieth Century The Cambridge History of IslamBenda HenryHenry, Benda. 1970. Southeast Asian Islam in the Twentieth Century The Cambridge History of Islam, eds. Holt, et al. London Cambridge University Department of Religious Affairs, Perak" honors academic exerciseMohd HusseinKhalilHussein, 1958. "The Department of Religious Affairs, Perak" honors academic exercise, University of di Malaysia Sejarah Sistem dan FalsafahS HussinHussin, S. 1993. Pendidikan di Malaysia Sejarah Sistem dan Falsafah. Kuala Lumpur Society Transformation and DemocratisationKim Khoo KayKhoo Kay Kim 1991. Malay Society Transformation and Democratisation. Petaling Jaya, Malaysia Pelanduk Publications. . 453 228 227 140 300 76 304 256

islah adalah dan contohnya