Sejenak mari kita do'akan Ibu Nuraeni beserta keluarga, juga orang-orang yang senasib dengannya agar diberi ketabahan & sakit yang dideritanya mampu menjadi penggugur dosa. Amiin Bagi Anda yang ingin menyalurkan rezekinya atau membutuhkan bantuan silahkan hubungi kami di:
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Saat kita berkunjung pada salah seorang teman yang sakit, sering kita dengar nasihat yang disampaikan pada si penderita. Kalimat yang sering muncul adalah agar bersabar, karena sejatinya keadaan sakit itu adalah salah satu sarana penggugur dosa. Jika sepintas kita cermati ucapan tersebut, muncul sebuah pertanyaan di benak kita. Adakah ucapan tersebut sekedar hiburan, ataukah sebuah support untuk menyemangati si sakit. Harapan yang muncul adalah muncul optimisme bagi si penderita untuk mencapai kesembuhan. Kalau itu yang diharapkan, tentu saja sah-sah saja. Siapa pun tidak ingin berada pada kondisi seperti itu. Dengan menderita sakit, maka segala aktivitas kita akan terganggu, dan bukan tidak mungkin berujung pada kematian. Demikian pula yang kita harapkan pada si tahukah kita bahwa ungkapan sakit sebagai penggugur dosa tidak semudah yang kita ucapkan. Di balik ucapan itu, banyak sekali kaitan yang mengikutinya. Kalau dalam bahasa iklan, syarat dan ketentuan berlaku. Artinya gugurnya dosa seseorang karena sakit itu harus melalui beberapa syarat di sejatinya, sakit itu adalah sebuah kondisi yang diberikan oleh Allah pada umat-Nya. Dan perlu dipahami, pasti ada sesuatu di balik sakit yang kita derita itu. Bahkan bukan tidak mungkin ada hikmah besar di balik kondisi itu. Dan dapat menjadikan seseorang lebih tinggi lagi derajat keimanannya karena sakit yang kunci pertama yang harus diterima adalah ikhlas dengan penyakit tersebut. Tindakan menyalahkan orang lain, atau diri sendiri bahkan menghujat Allah, bukanlah cara yang benar. Apalagi sampai mengutuk dirinya sendiri, karena kebodohan yang menyebabkan dia menderita sakit. Menyesal tentu saja boleh. Namun tetap saja penyesalan itu tidak akan merubah keadaan. Karena semua yang ada di dunia ini pasti berjalan atas ketentuan Allah. Bahkan daun yang jatuh pun terjadi karena ketentuan-Nya. Demikian pula dengagan penyakit yang kita derita. Rasa sesal dan tidak akan mengulangi lagi hal yang membuat kita sakit, justru menjadi hal yang sangat apa lagi? Sikap sabarlah yang harus diutamakan. Sakit itu adalah salah satu rasa sayang Allah pada kita. Sakit sekaligus sebagai salah satu ujian bagi kita dalam urusan kesabaran. Sikap pasrah disertai dengan ikhtiar yang benar, menjadi satu paket yang tidak terpisahkan. Pengertian sabar bukanlah diam saja, menunggu kesembuhan dari Allah. Dalam sabar, tetap harus ada ikhtiar dengan berbagai ikhtiar inilah yang menjadi ukuran kemampuan kita dalam menjalani ujian tersebut. Hal ini sesuai kodrat manusia yang dibekali akal budi. Maka di sinilah letak perbedaan manusia dengan makhluk hidup yang lain. Mengedepankan ikhtiar menjadui pembeda yang utama. 1 2 Lihat Kurma SelengkapnyaKumpulangambar tentang gambar wanita sedih menangis dan kecewa, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Unduh dan gunakan 500.000+ foto stok wanita yang sedih secara gratis. Kumpulan gambar tentang gambar wanita sedih dan kecewa, klik untuk melihat koleksi gambar lain. 77 kumpulan gambar sedih kecewa menangis terbaru. BerandaNewsMutiara HikmahTempat sharing ilmu bermanfaat Konten dari Pengguna31 Maret 2017 17180Tulisan dari Mutiara Hikmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanApakah anda sedang sakit?Semoga sakit anda menghapus dosa-dosa anda baik yang anda sadari maupun hadits "Janganlah engkau mencaci demam, karena demam bisa menghilangkan dosa-dosa bani Adam sebagaimana alat pandai besi menghilangkan kotoran besi." HR Muslim no 2575.Mutiara HikmahKata MutiaraQuote IslamiLaporkan tulisanUTransitional loading...Loading...UTransitional loading...Loading...
Iamengatakan, hujatan dan makian merupakan penggugur dosa. "Hujatan dan makian, sumpah serapah dan doa-doa buruk, sesungguhnya juga adalah doa-doa baik dan kebaikan. InsyaaAllah sangat baik malahan. Kan kita butuh banget penggugur dosa yang lebih banyak lagi datangnya dari arah, jalan, pintu, yang kita ga punya. Semua itu, cakep banget-banget.
Rahasia Dibalik Rasa SakitCinta Allah Untuk Hambanya yang Sedang Mendapatkan Rasa SakitHadits Tentang Sakit Sebagai Penghapus DosaSabar Menghadapi Rasa SakitMenjenguk Orang SakitDoa untuk Orang Sakit Rahasia Dibalik Rasa Sakit “Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit, rasa capek, kekhawatiran, sedih, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya.” HR. Bukhari no. 5641 dan Muslin no. 2573 Hikmah Sakit Pasti pernah dalam suatu waktu kamu merasakan rasa sakit yang cukup dalam. Misalnya ketika kamu sedang sangat mencintai seseorang, namun kemudian ia pergi meninggalkanmu. Kemudian ketika kamu telah lelah mencari pekerjaan yang ternyata lamarannya tidak kunjung membuahkan hasil. Adapula kekhawatiran saat gempa mengguncang kotamu. Ya. Tentu saja semua hal tersebut akan meninggalkan rasa sakit di hati. Baca juga HASBUYALLAH, CUKUPLAH ALLAH BAGIKU! Apa yang dialami kamu karena kejadian itu adalah tanda cinta Allah kepada hambanya. Manusia pada dasarnya memang sangatlah dekat dengan kesalahan dan apabila kamu diminta untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu niscaya seumur hidup kamu tidak akan pernah bisa memperbaiki semuanya. Cinta Allah Untuk Hambanya yang Sedang Mendapatkan Rasa Sakit Allah begitu cinta dengan hambanya. Sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi di masa lalu, Allah ganti dengan keadaan yang sulit. Misalnya dengan memberikan rasa sakit pada hambanya. Rasa sakit ini tentu akan sangat menyulitkan hamba, namun selalu ada hikmah dibalik semua kejadian ini. Dimana kejadian-kejadian ini akan mengantarkan kamu ke kehidupan yang lebih baik. Hikmah sakit yang terbesar adalah ketika dosa-dosamu perlahan ternyata dihapus. Maksud pengguguran dosa ini bukan hanya untuk orang yang sakit secara fisik saja. Semua jenis rasa sakit yang kamu alami dapat menghapuskan dosa-dosa. Termasuk rasa sakit ketika kamu dizalimi oleh orang lain. Saat Allah mengirimkan kekhawatiran pada hambanya dengan bencana, Allah juga menghapus dosa-dosanya. Hadits Tentang Sakit Sebagai Penghapus Dosa “Tidak ada satupun musibah cobaan yg menimpa seorang muslim berupa duri atau yg semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.” “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari dan Muslim] Baca Juga Makanan Bergizi Bagi Hati Sabar Menghadapi Rasa Sakit Sakit dan musibah tentu bisa menjadi sarana untuk peluruhan dosa. Namun, tentu tidak serta merta demikian jika dalam hati dan sikap justru kita tidak menerima, atau tidak sabar atas apa yang menimpa kita itu. Sabar tak hanya dilakukan ketika kita diuji dengan sakit, tetapi juga ketika kita diuji dalam kondisi sehat. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya. Sikap yang paling tepat untuk menghadapi rasa sakit ini adalah dengan bersabar dan bersyukur. Semua kejadian yang ada sudah dituliskan dan menjadi ketentuan milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kamu harus percaya dan selalu berprasangka baik atas segala rasa sakit diterima. Selalu ada hikmah dari kejadian yang Allah kirimkan padamu. Sekali lagi, jangan khawatir ketika kepedihan ini datang kepadamu. Ingatlah bahwa ketika di dalam hatimu datang rasa sakit, maka dosamu sedang dihapus. 🙂 Menjenguk Orang Sakit Kunjungan kepada orang sakit termasuk salah satu hak seorang muslim dengan muslim lainnya. Hukumnya mustahab. Supaya setiap individu tidak hanya berpikir urusan pribadinya saja, tetapi juga memiliki kepedulian kepada orang lain. “Orang yang menjenguk orang sakit akan berada di kebun-kebun surga sampai ia pulang.” [HR Muslim, no. 2568] Kunjungan kepada orang sakit tidak terbatasi oleh sekat agama. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah menjenguk seorang anak Yahudi dan pamannya, Abu Thâlib yang masih musyrik. Saat berkunjung, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memotivasi dan menanamkan optimisme pada si sakit. Bahwa penyakit yang diderita bukan sebuah mimpi buruk. Ada rahasia Ilahi di baliknya. Dengan demikian, si sakit akan merasa lebih tenang, tidak mengeluhkan takdir atau mencaci penyakit yang sedang dideritanya. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menyebut penyakit yang menimpa seorang muslim sebagai thahûr pembersih dosa atau kaffârah pelebur dosa. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam membesarkan hati Ummu Alâ, bibi Hizâm bin Hakîm al-Anshâri yang sedang sakit dengan berkata, “Bergembiralah, wahai Ummu Alâ. Sesungguhnya Allah akan menggugurkan dosa-dosa orang yang sakit dengan penyakitnya, sebagaimana api menghilangkan kotoran-kotoran dari biji besi.” [Hadits hasan riwayat Abu Dawud, Shahîh at-Targhîb, 3438] Doa untuk Orang Sakit Dalam melakukan kunjungan kepada si sakit, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam duduk berdekatan dengan arah kepala orang yang sakit. Atau meletakkan tangan di kening, wajah dan mengusap-usap dada dan perut si sakit. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menanyakan kondisinya. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam juga pernah menanyakan tentang apa yang diinginkan oleh orang sakit itu. Apabila menginginkan sesuatu yang tidak berbahaya, maka beliau Shallallahu alaihi wa sallam meminta seseorang untuk membawakannya. Dan sembari menempelkan tangan kanannya di tubuh orang yang sakit, beliau Shallallahu alaihi wa salalm melantunkan doa di antaranya, أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Penguasa Arsy yang agung untuk menyembuhkanmu. Dibaca tujuh kali. [Lihat Shahîh Adabil-Mufrad, 416] Gambar Google Image Instagram Catatan kaki
Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya". (HR. Muslim no. 2573).Sahabatku yang semoga dirahmati Allah Ta'ala, insya Allah pada kesempatan ini, saya ingin mengulas bahwa sakit yang diterima oleh seorang MUSLIM yang BERIMAN lagi BERTAKWA adalah PENGGUGUR DOSA. Saya coba berikan beberapa dalil penguat"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya". HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571."Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya". HR. Bukhari no. 5641."Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya". HR. Muslim no. 2573."Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya". HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576."Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya". HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jamiis 5 dalil di atas dapat memperkuat penjelasan bahwa Sakit yang kita hadapi adalah penggugur dosa, namun perlu diingat bahwa tetap ada syarat agar sakit itu benar-benar menjadi penggugur dosa. Syaratnya adalah ikhlas dan konsisten kita pernah saksikan si rumah sakit bahwa ada beberapa orang pasien yang menggunakan kursi roda tetap berupaya menunaikan salat berjemaah di masjid seperti yang lainnya. Seolah SAKIT yang diderita tidak menjadi penghalang baginya. Ia tetap konsisten beribadah dan semoga di hatinya tumbuh rasa sekalian, iblis laknatuLLah itu sangat tidak menyukai jika kita sebagai manusia dekat dengan Allah Ta'ala dan mendapatkan berbagai kemurahan dari Allah Ta'ala, sehingga berbagai cara ia lakukan agar penggugur dosa yang sedang kita jalani di dunia tidak menimbulkan efek kebaikan bagi kita, melainkan hanya derita sakit yang meniupkan sebuah rasa dalam hati kita untuk tidak menerima sakit yang kita derita melalui berbagai macam media, misal seseorang yang berkunjung dan berkata-kata yang melemahkan mental sehingga membuat kita tidak menerima keadaan. Sepertinya selalu ada saja orang uang seperti ini dalam kehidupan. Atau dengan media lainnya, karena iblis akan berupaya dengan berbagai macam cara agar kita tidak iblis menawarkan beberapa rukhsoh SAKIT dalam hati kita, sehingga hati kita membenarkan bahwa meninggalkan ibadah ketika sakit merupakan RUKHSOH kemudahan yang diperbolehkan oleh Allah Ta'ala. Padahal Allah Ta'ala telah menetapkan kemudahan bagi seseorang untuk beribadah ketika sakit, melalui berbagai macam cara yang tidak memberatkan. Ingat tetap menjalankan ibadah dengan cara yang tidak memberatkan bukan meninggalkan hasilnya dapat kita lihat bersama, banyak saudara-saudara kita yang terbuai untuk meninggalkan salat yang didukung oleh pengunjung atau yang menemani kita yang sedang sakit dengan mengatakan "Allah Ta'ala MAHA MENGETAHUI bahwa kamu sedang SAKIT, tidak apa asal jangan keterusan". Saya hanya menyatakan seyogyanya si pengunjung dan yang menemani orang sakit itu memotivasi ibadah karena kita tidak pernah tau, mungkin ajalnya telah dekat mengerikan ketika kita mengatakan hal demikian yang membuat saudara kita yang sedang sakit lalai dalam ibadah, kita dicap oleh Allah Ta'ala sebagai orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari ketaatan kepada Allah Ta'ala. 2 nasihat yang harus kita sampaikan ketika kita menjenguk seseorang yang sakit, agar kita dapat menjadi jalan kebaikan bagi seseorang yang sedang Allah Ta'ala kehendaki untuk mendapatkan kebaikan berupa pengguguran dosa adalah ikhlaskan hati bahwa semua kehendak Allah Ta'ala dan tetaplah konsisten dalam beribadah, sesungguhnya ada kebaikan di hadapan kita ketika kita mampu melalui derita sakit ini, yaitu penggugur dosa, di mana kelak penggugur dosa inilah yang akan diharapkan oleh semua jiwa ketika di yaumul hisab. Jangan sia-siakan hanya karena bisikan iblis yang tidak rida atas diri a'lam. [Oleh. Maulana Ishak, Alumni MSP IPB angkatan 43, Relationship Manajemen Rumah Zakat, Ex. Staff Khusus Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS] . 82 306 168 118 222 390 250 350